saranginews.com, XAKARTA – Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo menempati peringkat kedua dunia dalam penerapan prinsip keberlanjutan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
PTPN IV PalmCo bahkan mengungguli perusahaan lain di sektor perkebunan kelapa sawit dalam hal risiko ESG atau peringkat risiko ESG yang diterbitkan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Corporate Sustainability Assessment.
BACA JUGA: PalmCo Raih ASEAN Energy Awards 2024
S&P CSA 2024 adalah lembaga pemeringkat yang mencakup lebih dari 13.000 perusahaan di seluruh dunia.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan, penilaian berkelanjutan perusahaan terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik yang dilakukan tahun ini mendapat penilaian sebesar 55 poin.
BACA JUGA: Dukung pendidikan siber, PalmCo distribusikan 28 komputer ke sekolah-sekolah terpencil di Riau
“Jumlah ini mencakup delapan persen korporasi dengan skor tertinggi di antara 386 perusahaan industri makanan dengan pengukuran atau rating ESG S&P CSA, dan perusahaan perkebunan kelapa sawit terbaik kedua di dunia,” ujarnya. Jatmiko, dikutip Kamis (24/10).
Berdasarkan penilaian S&P CSA 2024, PTPN IV PalmCo memiliki rekam jejak yang sangat baik di berbagai indikator seperti transparansi dan akuntabilitas, strategi fiskal, keamanan siber, dan praktik ketenagakerjaan.
“Dari sisi indikator manajemen, ekonomi, dan sosial, peringkat PalmCo berada di atas rata-rata standar industri. Namun, kami memiliki potensi besar dan masih ada ruang untuk perbaikan dari sisi faktor lingkungan,” kata Jatmiko.
Oleh karena itu, penerima ASEAN Energy Award baru-baru ini memastikan komitmen dan perhatian perusahaan terhadap lingkungan akan menjadi prioritas.
“Pengelolaan limbah tidak diragukan lagi merupakan salah satu perhatian utama dalam pemeringkatan lingkungan hidup. “Dan rencana strategis pengembangan energi baru terbarukan ke depan merupakan program prioritas kita sebagai proyek strategis nasional,” ujarnya.
PalmCo saat ini memiliki delapan fasilitas EBT dan berencana membangun total 29 pembangkit listrik pada tahun 2030.
Komitmen PalmCo ini sejalan dengan pengelolaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) dalam penerapan prinsip keberlanjutan. Selain itu, aktivitas bisnis PTPN IV PalmCo di industri kelapa sawit membuat perusahaan memiliki risiko ESG yang relatif tinggi, kata Jatmiko.
Jatmiko menambahkan, perusahaan perkebunan kelapa sawit kerap terlibat dalam berbagai isu, seperti hak asasi manusia, emisi gas rumah kaca, dan dampak bahan baku terhadap lingkungan.
Untuk itu, penilaian pertama setelah berdirinya PalmCo pada tahun 2023 lalu pada bulan Desember tidak hanya akan menjadi tonggak penting penerapan ESG, namun juga menjadi bukti lebih lanjut bahwa PalmCo mempunyai modal yang besar untuk meningkatkan penerapan aspek lingkungan hidup. sosial dan pemerintahan yang baik.
“PalmCo akan terus meningkatkan kinerja ESG karena bagi kami penerapan ESG bukan sekedar kewajiban, namun sebuah keharusan jika ingin tumbuh berkelanjutan dan menjadi yang terdepan,” pungkas Jatmiko (mcr10/jpnn).