Pimpinan Honorer Desak Presiden Prabowo & MenPAN-RB Rini Tiadakan PPPK, PNS Saja

saranginews.com, Jakarta – Tokoh Kehormatan meminta Presiden Prabowo Subianto dan MenPAN-RB Rini Widyantini menghapus PPPK. PPPK dinilai telah mematikan karier para aparatur sipil negara (ASN).​

Ketua ASN PPPK Provinsi Riau Eko Wibowo mengatakan, banyak harapan yang tertuju pada pemerintahan Prabowo-Gibran.​

Baca juga: Temuan PGRI atas Kasus Yang Mulia Guru Supriyani Bikin Kaget, Beraninya Kamu!​

Salah satu yang mengemuka adalah penghapusan Pegawai Negeri Sipil dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK tidak seindah yang dibayangkan karena terbatasnya ruang gerak.

Menurut Ekowi (sapaan akrab Eko Wibowo), banyak PPPK yang merasa meski kemampuannya meningkat, namun kariernya belum berkembang.​

Baca juga: Mirisnya, Ribuan Guru Besar Honorer Pemerintah di Banten Hampir Dua Bulan Belum Terima Gajinya

Kepada JPNN, Ekowi, Rabu (23/10), “Saya punya gelar magister dan hanya bisa menjadi guru kelas IX. Kelas kami tidak bisa naik kelas kecuali kami mengikuti tes PPPK lagi.”

Ketua Liga Kehormatan Bangsa-Bangsa (AHN) Riau itu menambahkan, menjadi PPPK bukanlah perkara mudah. Kalau jadi PPPK, semuanya terbatas.​

Baca juga: Gaji PPPK, PNS dan Guru Honorer Ditambah Rp 2 Juta Mulai Bulan Ini, Dimana?

Pemerintah masih memprioritaskan PNS untuk jabatan struktural dan PPPK untuk jabatan fungsional.​

Ekowi pun melontarkan gagasan perubahan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN.20.​

“Ibu MenPAN-RB Rini Widyantini mohon rekomendasi agar UU ASN 2023 diubah agar tidak ada lagi perbedaan antara ASN, PNS dan PPPK,” kata Ekowi.​

Dia menegaskan, ASN hanya bisa menjadi PNS. Oleh karena itu, mereka yang sudah menjalani PPPK hanya perlu beralih status menjadi PNS tanpa mengikuti tes lagi.​

Ekovi yakin Presiden Prabowo Subianto akan menyetujui usulan tersebut, apalagi sejalan dengan rencananya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk guru.​

“Kami mohon kepada Ibu Menteri PAN-RB Rini untuk menyampaikan keinginan kami kepada Bapak Presiden Prabowo,” ujarnya.​

Lebih lanjut disebutkan, tekanan kenaikan honor dan status PPPK PNS karena tidak sepadan dengan masa kerja mereka.​

Kualitas PPPK tidak kalah dengan PNS dan harus menduduki jabatan struktural seperti kepala divisi dan kepala departemen di departemen.​

Pendidikan muda asal Riau ini berharap tidak ada lagi PPPK yang bersifat purna waktu maupun paruh waktu.

“Kami ingin PPPK dan tenaga honorer bisa menjadi PNS karena ternyata Presiden SBY mengangkat 1 juta tenaga honorer menjadi PNS. Mengingat rencana Prabowo ini merupakan anugerah terbaik atas pengabdian kita selama ini,” pungkas Ekowi. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *