saranginews.com, Jakarta – Indonesia bermitra dengan Amerika Serikat melalui program Next Generation Health Workforce (OHW-NG) USAID.
Program ini diselenggarakan sebagai bagian dari kerja sama pembangunan bilateral antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Baca selengkapnya: Program Kolaborasi USAID untuk Meningkatkan Pengetahuan Pengelolaan Dana Swasta Mandiri di Papua
Juga melalui Grant Implementation Agreement (GIA) dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam proyek One Health Workforce Next Generation (OHW-NG) yang dilaksanakan oleh Indonesia One Health University Network (INDOHUN).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Abdul Harith memuji program OHW-NG yang telah dilaksanakan dengan baik dalam lima tahun terakhir.
Baca juga: Promosikan Gerakan MBKM Mandiri, Kemendikbud Selenggarakan Kampus Merdeka 2024 di Padang
Selama lima tahun berjalannya proyek, berbagai program yang melibatkan civitas akademika, pemerintah daerah, industri dan komunitas dikembangkan dan memberikan dampak yang signifikan. Hal ini mencakup peningkatan jumlah lulusan yang berkualitas di bidang kesehatan; Membangun jaringan kerjasama antar perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pemangku kepentingan lainnya.
“Selain inovasi dan solusi baru dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang kompleks, serta kontribusi dalam penanganan pandemi COVID-19, seperti pelatihan siswa dalam tracing dan tes,” kata Abdul Harith saat pemaparan laporan akhir dan penutup USAID One. . . Proyek Next Generation Health Workforce (OHW-NG) di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (16/10).
Baca selengkapnya: Cooking Show Dirjen Pendidikan Vokasi di Kampus Vokasifest x Merdeka
Harris berharap INDOHUN dapat melanjutkan kemitraannya dengan USAID, Dewan Industri, dan banyak pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan One Health Collaborative Center dan menjadi pusat penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi One Health untuk menciptakan kebijakan sistematis terkait pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan deteksi dini. serta kesiapsiagaan dan pemulihan dari krisis kesehatan di Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan dalam lima tahun terakhir telah membuahkan hasil dan prestasi penting yang berbeda-beda, yaitu terbentuknya dan implementasi “One Health” melalui 8 One Health Center (OHCC) yang berpartisipasi, organisasi mahasiswa multisektoral melalui One Health Student Club (OHSC). ), pengembangan kurikulum, Modul dan pelaksanaan pelatihan dan workshop, implementasi One Health pada Pendidikan Epidemiologi Lapangan di Universitas Diponegoro.
Kemudian mengembangkan majalah Emerging sebagai saluran penyebaran informasi dan pengembangan isu terkait One Health, selain untuk mempromosikan One Health dalam pendidikan pelajar melalui program One Health Internship (One Health Young Leaders).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Dinas Kesehatan USAID Indonesia, Sarah Haidari mengaku sangat terkesan dan bangga atas segala prestasi yang juga mampu memberikan manfaat kepada lebih dari 9.000 orang baik dari kalangan pelajar, akademisi, hingga profesional.
Ia juga mengapresiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas kepemimpinan dan komitmennya dalam melanjutkan peran perguruan tinggi dalam One Health melalui Program Kampus Merdeka.
“Pemerintah AS bangga dapat bermitra dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk terus membangun kapasitas sumber daya manusia di Indonesia melalui pendekatan One Health dalam pencegahan dan respons penyakit menular,” kata Sarah.
Sarah mengungkapkan, Indonesia merupakan contoh global yang mampu mengatasi penyakit zoonosis melalui pendekatan One Health melalui kerja sama lintas sektor. Ia juga berharap kerja sama dan sinergi terus berlanjut melalui program-program lain untuk semakin memperkuat sistem pendidikan One Health untuk ketahanan kesehatan di Indonesia.
“USAID bangga melanjutkan kolaborasi penting ini dengan membangun kapasitas tenaga kesehatan di Indonesia dan meningkatkan pendekatan One Health dalam mencegah dan mengalahkan ancaman penyakit menular serta memerangi resistensi antimikroba,” jelasnya.
Menurut Ketua Dewan Pengawas INDOHUN Yudi Mahendradat, pencapaian tersebut merupakan hasil kerja sama dan komitmen kuat semua pihak dalam menciptakan sumber daya manusia terbaik yang siap menghadapi tantangan dan ancaman kesehatan di masa depan.
Ia juga mengungkapkan bahwa keberlanjutan menjadi salah satu tantangan terbesar setelah proyek ini berakhir. Salah satu tantangan terbesar pasca berakhirnya proyek ini adalah keberlanjutan seluruh inisiatif yang dibangun bersama.
“Kami berharap perguruan tinggi peserta dapat melanjutkan program ini secara mandiri dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya.
Kami berharap One Health Collaborative Center (OHCC) dan One Health Student Club (OHSC) yang dibangun di universitas berbeda dapat menjadi pusat kolaborasi dan pendekatan One Health untuk lebih berkembang dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Perjanjian Hukum Paten. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tjitjik Sri Tjajandari menyampaikan apresiasi atas kerja keras dan kerja sama yang telah dicapai. Sejak tahun 2022 mengikuti perkembangan yang baik dari program ini, strateginya sangat tepat, dan sebarannya juga mewakili Indonesia dari barat hingga timur yang dapat menggambarkan luasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat diakses oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan: “Saya berharap program ini dapat terus berkembang di masa depan sebagai bukti komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menghadapi ancaman kesehatan melalui kerja sama ini.”
Koordinator INDOHUN, Agus Sowandono, melaporkan banyaknya capaian, capaian dan dampak baik lainnya yang telah diraih melalui program ini. Program ini memberdayakan 360 profesional kesehatan, dosen dan profesional dari 12 bagian lokal Alat Pemetaan dan Sumber Daya Sistem Kesehatan Terpadu (ONE-SMART).
Selain itu, proyek ini juga mendukung program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dengan 49 siswa yang berkesempatan untuk meningkatkan keterampilan One Health dan mendapatkan pengakuan kredensial formal melalui program One Health Young Leaders (OHYL).
Ia menyimpulkan bahwa “lebih dari 9.860 orang memperoleh manfaat dari program yang dilatih dalam kurikulum One Health.” (esy/JPNN)