AESBI Sepakat dengan PT TDC: Digitalisasi Mempersingkat Jalur Distribusi

saranginews.com, Jakarta – Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) menilai perkembangan transaksi digital telah memperpendek jalur distribusi para pelaku usaha.

Ketua AESBI Sandy Widjaja mengatakan transaksi digital akan membantu mengembangkan perdagangan bisnis sayur dan buah di Indonesia.

Baca juga: Asparindo dan PT TDC Sepakat Sosialisasi Jadi Kunci Pertumbuhan Transaksi Digital.

“Transaksi digital di Indonesia sangat cepat dan kini sumber bisa menjual hasilnya langsung ke end user,” kata Sandi di Jakarta, Jumat.

Sementara itu, perkembangan transaksi digital juga berdampak pada pelaku usaha, jelas Sandy.

Baca juga: Pengusaha Batik dan PT TDC Anggap Keamanan Digital Kunci Peningkatan QRIS

Misalnya, pasokan lebih sedikit dan harga lebih tinggi dibandingkan sebelum transaksi menjadi digital.

“Bagi eksportir, mencari produk ekspor yang kompetitif merupakan pekerjaan tambahan,” tambah Sandy.

Baca juga: Keindahan Pantai Apana Bukti Prestasi Indonesia di TdCC Fase 1

Sementara itu, Sandi mengatakan transaksi digital seperti penggunaan Quick Response Code Standard (QRIS) Indonesia juga akan membantu mempercepat sistem pembayaran.

Misalnya, jika pembayaran dilakukan lebih cepat, antrean panjang bisa dikurangi.

“Kami adalah produk yang mudah rusak yang memerlukan banyak perhatian. Sistem pengkodean kami memastikan bahwa semua produk yang mudah rusak mendapat prioritas dan perawatan tanpa harus mengantri panjang atau menyimpan produk yang mudah rusak di bawah sinar matahari. San Dee menjelaskan. .

Presiden Indra, praktisi di perusahaan keuangan digital PT TDC, membenarkan efisiensi dan manfaat yang dirasakan pengguna QRIS.

“Contohnya produk kami, Poskulite, yang menyediakan layanan QRIS. Tidak perlu bayar untuk mendownloadnya, gratis dan fungsinya mudah dipelajari,” ujarnya.

Ia mencontohkan fitur Kasirku Posku Lite yang menjadi fitur andalan penjualannya. Fungsionalitas Kasirku memberikan fleksibilitas kepada pengguna untuk menerima pembayaran melalui uang tunai, QRIS, dan transfer bank.

Ia menambahkan, “Jadi baik pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih memilih transaksi digital dapat dengan mudah menggunakan layanan ini.”

Indra mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan Pay Point Online Banking (PPOB), yaitu sistem pembayaran online dengan menggunakan fasilitas perbankan.

Dalam hal ini, metode pembayaran dapat berbeda-beda, antara lain PLN, BPJS, PDAM, telepon, kartu kredit, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, berbagai keuangan, dan sertifikat hadiah permainan.

“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah penggunaannya, dan karena gratis, masyarakat pasti akan tertarik. Mau tidak mau transaksi digital itu perlu dan siklus perekonomian Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.

Terkait sosialisasi, Indra meyakini Fintech, asosiasi seperti ASPI, BI, hingga perusahaan terintegrasi seperti TDC akan terus merasakan manfaat penggunaan QRIS bagi komunitas atau asosiasi UMKMnya.

Indra menilai minimnya wawasan dan literasi membuat masyarakat, khususnya pengusaha, masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut.

Padahal, kata dia, aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah pencatatan transaksi dan membuat arus keluar masuk barang atau dana dalam operasional bisnis menjadi lebih aman dan terpercaya.

Indra juga mengamini pentingnya pelatihan dan dukungan konsultasi keuangan bagi usaha kecil dan menengah, terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.

Namun Indra mengharapkan perusahaan penyedia dukungan keuangan dan konsultasi digital sudah memiliki ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti suap, dan ISO 27001:2022 untuk sistem keamanan informasi. (kesepakatan/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *