Megawati Dorong Negara Dunia Buat Aturan Soal Penggunaan Artificial Intelligence

saranginews.com SAINT PETERSBURG – Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Sokanoputri, mengajak negara-negara di dunia untuk merancang undang-undang internasional tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Hal tersebut disampaikannya pada kuliah umum dalam rangka peringatan 300 tahun Universitas St. Petersburg (SPBU) di Rusia.

Baca juga: Megawati Ajak Ilmuwan Rusia Teliti Gunung Api Bawah Laut di Indonesia

Dalam ceramahnya, Megawati memberi judul Tantangan Geopolitik dan Pancasila Sebagai Jalan Menuju Tatanan Dunia Baru. 

Semula, Herald Indonesia, Soekarno, atau putri Bung Karno, dalam pidatonya mengatakan bahwa setiap negara mempunyai tanggung jawab untuk mengurangi potensi konflik, termasuk penyalahgunaan AI.

Baca juga: Megawati ingin Rusia-Indonesia mitigasi potensi bencana vulkanik bawah laut

Potensi konflik, termasuk penyalahgunaan kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, harus segera dikurangi, kata Megawati.

Ketua Dewan Pengarah BRIN ini menilai, kemajuan teknologi bisa membawa banyak manfaat dan bisa dimanfaatkan ke arah sebaliknya.

Baca juga: Kunjungan Kerja Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Perkuat Hubungan Antar Negara

Namun di sisi lain, jangan lupa bahwa teknologi yang digunakan untuk senjata pemusnah massal dapat menghancurkan peradaban manusia, kata Megawati.

Wakil Presiden Kedelapan RI ini kemudian mengatakan bahwa penyalahgunaan kecerdasan buatan akan semakin memperumit permasalahan geopolitik, dan berpotensi memunculkan aktor non-negara.

Megawati mengatakan potensi konflik antar negara bisa muncul karena perbedaan kepentingan nasional dan konflik penguasaan sumber daya.

Saat itu, Ketua Dewan Pengarah BPIP mengatakan semua negara harus fokus pada keterlibatan aktor non-negara dalam penggunaan AI.

“Seperti apa perkembangan kecerdasan buatan jika senjata modern dikendalikan oleh aktor non-negara?

Dari situ, ia berpendapat bahwa setiap negara harus membuat undang-undang yang mengatur penggunaan AI untuk mencegah konflik meluas.

“Menurut saya, hukum internasional harus segera mengatur hal ini. “Semua kemungkinan konflik harus dimitigasi dengan hukum internasional,” kata Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengingatkan, peraturan internasional terkait kecerdasan buatan harus dibangun dengan semangat kesetaraan. Jangan mentolerir pengaruh negara-negara besar.

Untuk mewujudkan gagasannya, Megawati mengingatkan dunia akan cita-cita Bung Karno dalam pidato bertajuk “Membangun Dunia Baru” di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960.

Dalam pidatonya, Bung Karno menyerukan reformasi lembaga-lembaga PBB dengan menghormati demokratisasi dan kesetaraan antar bangsa. 

Kedua, Bung Karno meminta agar restrukturisasi Dewan Keamanan PBB lebih efektif dalam menangani konflik. 

Ketiga, Bung Karno dalam pidatonya menyerukan agar markas besar PBB dipindahkan ke negara yang tidak terlibat konflik, termasuk asas Pancasila dalam piagam organisasi tersebut.

Menurut Megawati, jangan sampai hukum internasional terkait AI menjadi alat hegemoni negara-negara tertentu di dunia.

“Kekuatan ekonomi, saya lebih prihatin dengan munculnya paradigma kolonial baru yang menggunakan hukum internasional sebagai alat untuk membangun hegemoni, selain keunggulan pangan dan teknologi,” kata Megawati.

St.Petersburg Duta dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi St.Petersburg University Prof. Duta Besar RI untuk Rusia Jose Tavares juga terlihat mendengarkan ceramah umum Connie Rahakundini Bakrie. (ast/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *