GSMA Perkirakan Penetrasi 5G di Indonesia Meningkat Pesat pada 2030

saranginews.com, Jakarta Pusat – GSMA menyoroti kemajuan teknologi seluler Indonesia serta potensi pertumbuhan di masa depan.

Hal tersebut diungkapkan Presiden GSMA APAC Julian Gormana pada Digital Nations Summit dan didokumentasikan dalam modul yang diterbitkan GSMA bertajuk The Asia-Pacific Mobile Economy 2024.  

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Raih Kategori Pelayanan Video Penggunaan Terbaik di GSMA 2021 

Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar smartphone terbesar kedua di Asia Pasifik dengan 387 juta koneksi smartphone.

Sementara itu, penetrasi jaringan 5G diperkirakan akan terus tumbuh dan mencapai 32% dalam enam tahun ke depan.

Baca Juga: Permudah Komunikasi di IKN, Telkomsel Siap Jaringan 5G dan 4G

Julian menekankan pentingnya 5G dalam meningkatkan daya saing industri Indonesia.

Menyadari pentingnya hal tersebut, Julian berpendapat bahwa Indonesia harus menciptakan ekosistem yang mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Penumpang Pesawat Bisa Internetan Pakai Jaringan 5G

“Dampak transformatif teknologi seluler, termasuk 5G, menekankan perlunya Indonesia menumbuhkan ekosistem yang dinamis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi,” kata Julian yang ditemui baru-baru ini di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Meski 5G di Indonesia masih dalam tahap awal, Julian yakin Indonesia bisa bergerak cepat dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut Julian, setiap negara mempunyai langkah masing-masing untuk mencapai tujuan yang diperkirakan.

Berkaca dari Thailand, penetrasi jaringan 5G di negara tersebut tumbuh pesat selama empat tahun terakhir.

Jadi, 4G itu lambat, mahal, dan sebagainya. Tapi sekarang, di tahun 2024, sekitar tahun 2025, cakupan 5G di Thailand akan berada di kisaran 85%,” kata Julian.

Lanjutnya, penggunaan 5G sekitar 30%, ada 5G di rumah sakit, 5G di pelabuhan, 5G di pabrik, dan lain-lain.

Julian mengatakan, berdasarkan data tersebut, dirinya yakin arah suatu negara dapat diubah dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan.

Ditambahkannya: Jika ada kerjasama dan konsensus dari pemerintah, dari pengusaha dan dari ekosistem itu sendiri.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informasi, Dr. Ir. Ismail juga melontarkan komentar serupa.

Kolaborasi dengan pemangku kepentingan merupakan strategi penting untuk menciptakan kerangka komprehensif lanskap digital Indonesia dalam pengembangan dan penggunaan teknologi digital.

Ia yakin landasan 5G yang terintegrasi dan berkelanjutan dapat memposisikan Indonesia sebagai pemimpin ekonomi digital global.

Ismail melanjutkan, “Selain peta jalan spektrum penting IMT Indonesia, yang merupakan bagian penting dari strategi transformasi digital kami, fokusnya adalah pada pengembangan dan penggunaan pita frekuensi utama untuk memungkinkan layanan canggih seperti 5G.”

Pada kesempatan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika menandatangani nota kesepahaman dengan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII).

Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital lintas industri melalui pemanfaatan 5G dan pengembangan ekosistem perangkat teknologi digital. (mcr31/jpnn)

Baca artikel lainnya… Xiaomi Siapkan 2 Ponsel Baru dengan Jaringan 5G, Berikut Detailnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *