Mengenal Trigeminal Neuralgia, Nyeri Berbahaya di Wajah

saranginews.com, JAKARTA – Jumlah penderita trigeminal neuralgia diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita dan orang berusia di atas 40 tahun.

BACA JUGA: 3 Bahan Alami yang Ampuh Mengobati Sakit Gigi

Neuralgia trigeminal adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri hebat pada salah satu bagian wajah, sensasinya bisa mirip seperti tersengat listrik, teriris, atau perih.

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Trigeminal Neuralgia, Dr. Mustakim Prasetia, SpBS, SubSp. N-Func(K) dari National Brain Center Hospital memberikan edukasi tentang penyakit ini.

BACA JUGA: 3 makanan berbahaya bagi otak

Dokter Mustakim Prasetia menjelaskan, penderita trigeminal neuralgia biasanya mengalami episode nyeri ringan dan singkat pada awalnya.

Namun kondisi ini bisa bertambah parah dan menimbulkan serangan nyeri hebat yang lebih sering terjadi dan nyeri berlangsung lebih lama, kata dr Mustacim Prasetya saat ditemui baru-baru ini di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.

BACA JUGA: 7 Minuman yang Memperkuat Tulang dan Tidak Mudah Keropos

Pria bernama Dokter Tio ini menjelaskan, nyeri yang dialami penderita trigeminal neuralgia bisa berlangsung lama dan tergolong paling kronis dibandingkan penyakit lainnya.

Menurutnya, kondisi ini sangat mempengaruhi saraf trigeminal yang berfungsi mengirimkan sinyal dari wajah ke jantung.

Aktivitas sehari-hari seperti berbicara, makan, minum, menggosok gigi, bahkan sentuhan ringan seperti terkena angin sepoi-sepoi, mencuci muka, atau merias wajah dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat.

“Nyeri ini sangat hebat sehingga ketika pasien diminta untuk menilainya pada skala nyeri 1 hingga 10, trigeminal neuralgia mendapat skor 11 atau lebih tinggi,” jelas Dr. Tio.

“Rasa sakitnya datang tiba-tiba dan menyambar seperti kilat, seperti tersengat listrik di wajah,” imbuhnya.

Dr Tio menjelaskan, trigeminal neuralgia seringkali tidak terdeteksi dengan segera.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan masalah saraf gigi, sehingga pasien biasanya menggunakan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.

Rasa sakitnya begitu hebat sehingga penyakit ini dapat menyebabkan pasien frustrasi dan bahkan bunuh diri.

“Tidak jarang pasien merasa tertekan dan putus asa bahkan berpikir untuk mengakhiri hidupnya, itulah sebabnya penyakit ini disebut ‘penyakit bunuh diri’,” kata dr Tio (mcr31/jpnn). 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *