saranginews.com, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali membuka kerjasama SMK dengan industri melalui Direktorat DUDI Mitras.
Tercatat, 40 SMK di wilayah Karawang dan Purwakarta telah menandatangani perjanjian kerja sama (CAO) dengan BNET Academy.
Baca juga: Busana BPP MPV Bispar Jembatan untuk Siswa SMK Berkarya Internasional
Menurut Plt. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Tatang Mutakin, keterkaitan dan tumpang tindih antara SMK dengan dunia usaha dan industri, salah satunya selain pemagangan adalah teaching factory.
Artinya disediakan ruang untuk praktik langsung sehingga mahasiswa dapat merasakan aksi nyata di dunia kerja.
Baca juga: Baris Pertama Hadir di Paris 2024, Siswa SMK Siap Mendunia
“Penandatanganan kerja sama antara BNET dan Direktur SMK ini menunjukkan adanya kerja sama yang sangat penting di antara keduanya agar para siswa SMK yang terakhir dapat meningkatkan praktik langsungnya dengan sarana prasarana dari BNET,” jelas Tatang, Selasa ( 10/9 ).
Penandatanganan kerja sama dilakukan pada Senin (9/9) di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: Main Dealer Honda Riau Berbagi Ilmu kepada Siswa SMK Masmore
Ia menambahkan, kerja sama dengan industri merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas lulusan dan kemudian menyerapnya ke dunia kerja.
Tatang memastikan kemitraan antara dunia industri dan dunia usaha ini terus berlanjut tidak hanya pada teaching factory saja, namun juga melalui kerja sama antara industri pemasok dan pemerintah yang mendukungnya. Hasil akhirnya adalah mahasiswa mampu menghasilkan karya unggul yang dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
“Kami mendorong kemitraan dan meningkatkan kerja sama dengan dunia industri dan dunia usaha.” Semakin banyak yang berkecimpung di dunia industri, semakin banyak pula siswa yang menikmati proses pembelajaran langsung dengan dunia kerja. “Mungkin,” kata Tatang.
Direktur Mitras DUDI Adi Nurianto menambahkan penandatanganan kerja sama ini baru permulaan. Sebelumnya terdapat kegiatan kemitraan antara BINET Academy dan sekolah seperti webinar, kemudian dilakukan instalasi beberapa tools, dan kini dikembangkan lebih lanjut. Karena banyak keberpihakan dan kemitraan.
Mulai dari metode industri, proyek pembelajaran dasar, cara mempelajari kasus nyata yang terjadi di industri, diajarkan kepada mahasiswa.
Setelahnya, para ahli dari dunia industri akan memberikan pengalaman langsung.
Karena bermitra dan menyelaraskan dunia usaha industri dengan unit akademik bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman tentang apa yang terjadi di industri selama di sekolah.
“Kami berharap anak-anak kami memiliki pengalaman yang cukup sejak awal bersekolah, dari kelas satu, sehingga ketika mereka lulus, mereka akan bekerja di industri bahkan sebelum lulus. jelas Adi.
Sementara itu, Direktur BNET Roberto Gustinov mengatakan dana sekolah vokasi diperlukan untuk perluasan industri dan dunia usaha. Jadi BNET melatih siswanya dalam bidang Pemasaran, Operator Jaringan, Fiber Optik, dll.
Dengan cara inilah industri dapat bertumbuh, demikian pula anak-anak, yang pengetahuan dan keterampilannya dibutuhkan dunia.
Zulfa Haifa, Direktur BNET Academy, mengatakan 40 SMK yang terlibat memiliki banyak potensi sumber daya karena BNET merupakan industri di bidang telekomunikasi khususnya penyedia internet, jaringan komputer.
“Semoga kerjasama dengan SMK ini dapat memudahkan kita dalam mencari talenta-talenta di industri, namun juga memudahkan kita dalam mengembangkan usaha,” pungkas Zulfa Haifa. (esi/jpnn)