saranginews.com, JAKARTA – Rumah Demokrasi merilis penelitian terbaru tentang penyediaan makanan bergizi gratis (PMG) di Kota Bogor. Hasilnya, 69 persen warga Kota Bogor menilai program pangan gratis dan bergizi sangat diperlukan.
“Sebanyak 69 persen warga Kota Bogor sebenarnya membutuhkan makanan bergizi gratis,” kata Pemimpin Internal Demokrasi Ramdansyah saat berdiskusi di Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Baca juga: Rayakan Kemenangan Ramadhan, Rumah Demokrasi dan FOI Bagikan Ribuan Takjil di Koja
Menurut Ramdansyah, survei yang dilakukan pada 1 hingga 21 Agustus 2024 menemukan hanya 17,9 persen responden di Kota Bogor yang tidak membutuhkan makanan bergizi gratis.
Adapun yang ragu atau netral sebanyak 11,1 persen. Survei ini mencakup 604 responden di Kota Bogor.
BACA JUGA: Rumah Demokrasi G8C Siap Galang Dukungan TKI untuk Prabowo-Gibran
Sampel survei diambil secara acak dari 20 kecamatan yang terbagi menjadi 6 kecamatan.
Satuan terkecil dalam penelitian ini adalah tingkat RW. Tingkat kepercayaan terhadap survei ini sebesar 96 persen.
BACA JUGA: Mengejutkan! Prabowo – Sandi lebih unggul dari Jokowi – Maâruf menurut Survei Kamar Demokrat
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami mengatakan penelitian yang diperoleh 69 persen responden sangat bermanfaat untuk dapat mendukung program tersebut. diluncurkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, data survei Rumah Demokrasi bagi kami, misalnya di Bappenas, merupakan dasar yang cukup untuk menjamin bahwa program ini dapat terlaksana di tahun-tahun mendatang dalam 5 tahun amanat pertama pemerintahan Pak Prabowo Subianto. kata Amich saat menyampaikan pidatonya. perdebatan.
Amich menambahkan, Prabowo juga melakukan uji coba gratis makanan bergizi di Bogor. Menurut Amich, hal ini bisa memudahkan teknis pelaksanaan badan baru yang dibentuk pemerintah, yakni Badan Gizi, untuk melaksanakan program tersebut.
“Kemarin Badan Gizi Nasional sudah dibentuk. Jadi apa yang disampaikan melalui penelitian-penelitian yang disampaikan sebelumnya akan sangat membantu memberikan kepercayaan kepada pemerintah, kepada kami, dan kepada Bappenas untuk menjalankan program ini,” kata Amich.
“Investigasi ini merupakan penegasan publik dan tersebar luas. Mulai dari investigasi studi kasus di Kota Bogor yang diperkuat dengan berbagai macam uji coba di berbagai kota, hal ini cukup memperkuat pemerintah dalam melaksanakan implementasi program ini,” dia menambahkan. .
Lebih lanjut, Amich menjelaskan, 82 juta orang, termasuk anak usia sekolah mulai dari SD hingga SMP, termasuk pelajar, ibu hamil, dan anak kecil, akan mendapatkan makanan bergizi gratis.
“Ini adalah program jangka panjang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang semakin terampil. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap gizi akan berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan gizi, terutama pada anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang dan sedang bersekolah,” kata Amich.
Amich juga memperhatikan penerima manfaat makanan bergizi gratis bagi ibu hamil dan anak kecil. Menurutnya, ibu hamil akan membutuhkan dukungan nutrisi dan makanan tambahan untuk bayinya.
Oleh karena itu, perbaikan gizi dan pencegahan stunting merupakan gabungan dari dua program strategis ibu hamil dan anak kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian serupa seperti Rumahdemokrasi di daerah lain karena ini merupakan program jangka panjang, kata Amich. . (dil/jpnn)