saranginews.com, JAKARTA – CEO Indo Barometer M Kodari menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Christianto yang menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan penegakan hukum untuk menekan seseorang.
Hasto sebelumnya pernah rekaman ke media dengan suara Presiden Jokowi.
Baca Juga: Kodari Sebut Bahlil Pantas Pimpin Partai Golkar, Alasannya
Kodari mengatakan tindakan Hasto merupakan penyebarluasan pidato Presiden Jokowi yang bertujuan untuk mendiskreditkannya.
Oleh karena itu, Mas Hasto menyebarkan informasi palsu tentang pidato Pak Jokov, kata Kodari, pada 18 Agustus 2024.
Baca juga: Hasto serukan soekarno sebagai langkah menggenjot semangat kemerdekaan.
Menurut Kodari, tindakan Hasto tersebut sengaja menghilangkan isi pidato Presiden Jokove, hanya menghilangkan sebagian saja sehingga kehilangan konteks utuh.
“Saya katakan, Hasto yang mabuk itu membuat pemalsuan. Pemalsuan tidak hanya terbatas pada teks palsu, namun juga meluas pada pernyataan yang keluar dari konteks. “Teks ini tidak bisa dikeluarkan dari konteks atau dipisahkan dari teks lainnya,” kata Kodari.
BACA JUGA: NasDem Cabut Dukungan dari Ani, Hasto: Ini Bukan Kebiasaan Bang Surya
Menurut Kodari, kejam jika menolak pidato Presiden Jokov hingga setengahnya lalu mengeluarkan teksnya di luar konteks.
Kodari mengatakan, Hasto sengaja tidak menjelaskan pernyataan Jokov soal peristiwa dan tanggal.
“Nah, setelah saya cek,” kata Park Jokowi di hadapan Dewan Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada 13 November 2019 di Sentul International Conference Center di Kodari, Bogor, Jawa Barat.
Jika melihat situasi secara keseluruhan, tidak ada yang salah dengan arahan Presiden Jokowi, kata Kodari, karena ia ingin pemerintah daerah bertindak rasional tanpa perlu mengeluarkan lebih banyak peraturan atau menyederhanakan izin investasi untuk menghadapi tantangan global.
“Dalam sambutannya, saya jelaskan bahwa Park Jokowi meminta para pejabat pemerintah, termasuk pimpinan daerah dan aparat hukum, untuk bekerja dengan baik dan bekerja dengan baik, karena tantangan global sangat besar. Misalnya saja, perjanjian regional yang belum terlalu banyak.” Kedua, modal. “Tidak boleh ada banyak izin yang menyulitkan investasi,” kata Kodari.
Kodari kemudian mengatakan, lelang sebaiknya tidak dilakukan di akhir tahun, apalagi jika infrastruktur belum selesai atau belum ada hasil.
“Harusnya lelangnya dilakukan (awal tahun),” imbuhnya.
Kodari mengatakan seluruh pernyataan Presiden Djokovic dalam forum tersebut sangat baik dan positif.
Oleh karena itu, Hasto menuding Presiden Jokowi menggunakan sebagian video tersebut untuk memutarbalikkan pesannya, padahal justru sebaliknya.
Jadi ini semua adalah pesan-pesan yang baik dan positif dan Park Jokowi memberikan peringatan kepada aparat penegak hukum untuk tidak menggigit orang yang tepat. Sekali lagi, jangan menggigit orang yang tepat, aparat penegak hukum menggigit orang jahat dan mengganggu agenda negara, Kodari dikatakan.
Menurut Kodari, pernyataan Presiden Jokov justru menunjukkan intoleransi terhadap aparat penegak hukum yang memeras birokrat dan pengusaha.
Kodari Hasto menduga Jokowi punya ide lain untuk menyebarkan video yang menyudutkannya.
“Jika tidak ada niat jahat, Hasto bisa memutar seluruh video tanpa kehilangan kontennya,” kata Kodari.
Setidaknya menurut saya Mas Hasto Pak Jokowi dalam pidatonya harus kembali menunjukkan bahwa menciptakan lapangan kerja adalah tujuan utama negara kita, selain meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, tidak ada yang boleh ikut campur. Ini pertanyaan Kodari Jokowi: “Kalau ada yang main, saya peringatkan, saya gigit,” ulangnya.
Kodari menilai sikap keras Jokov terhadap aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk memberantas kejahatan yang melanggar kepentingan nasional adalah salah.
“Apa yang dimaksud dengan bisikan ini, Pak Jokowi adalah seorang whistleblower? Apakah whistleblower itu baik atau buruk bagi penegakan hukum? Halo,” jelas Kodari.
Kodari mengapresiasi kuatnya sikap Presiden Jokov, karena sudah sepatutnya menyerahkan persoalan hukum kepada pihak yang berwenang dan mengambil tindakan hukum sesuai konstitusi.
Oleh karena itu, Pak Jokowi sebagai pemimpin yang menerima informasi bisa saja mengatakan ada kontradiksi dan permasalahan di tengah masyarakat. Ya, Pak Jokowi bertindak berdasarkan konstitusi dengan memberikan informasi kepada aparat penegak hukum, ujarnya.
Kodari mengingatkan Hasto akan banyaknya videoteks yang disebarkannya.
Menurut Kodari, Presiden Jokowi mendorongnya untuk berbuat baik sebagai pemimpin dan mentaati hukum dengan baik.
“Aparat hukum yang tidak sesuai sebaiknya diganti, kalau ada informasi memang ada birokrasi yang salah, akan dilaporkan ke aparat penegak hukum. “Itulah masalahnya,” kata Kodari (jum/jpnn) Jangan lewatkan video Pilihan Editor ini.