Impor Pipa Bikin Jokowi Jengkel, tetapi Volumenya Malah Naik Terus

saranginews.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo geram dengan impor pipa Indonesia. Karena pipa-pipa tersebut diimpor, tentunya diproduksi oleh perusahaan lokal.

Kekesalan Jokowi terjadi saat pembukaan Konferensi Internasional Tata Kelola Internal Tahun 2022 di Gedung Negara.

Baca Juga: Jokowi Terima Bintang Mahaputera Sakit, Ahmad Basarah Ucapkan Terima Kasih kepada Megawati

Alih-alih menurun, tampaknya jumlah impor Oil Country Tubular Products (OCTG) yang mengacu pada pipa untuk industri hulu migas (migas) akan lebih banyak dibandingkan ekspor pada tahun 2023.

Berdasarkan informasi dari Wakil Presiden Industri Maritim dan Transportasi, Kementerian Kelautan dan Investasi (Kemenko Marves), Firdaus Manti, mencapai produksi pipa pada tahun 2018 sebanyak 198.793 ton dan ekspor sebanyak 99.054 ton.

BACA JUGA: Bahas Jokowi Sepuluh Tahun Berkuasa, Demokrasi Kurang Baik

Pada tahun 2019, impor sebanyak 188.999 ton dan ekspor sebanyak 109.973 ton. Kemudian pada tahun 2020, impor OCTG mencapai 133.001 ton dan ekspor mencapai 102.492 ton. Kemudian pada 2021 impor sebanyak 104.883 ton dan ekspor 56.306 ton.

Sedangkan pada 2022, impor sebanyak 102.984 ton dan ekspor sebanyak 41.657 ton. Kemudian pada tahun 2023 impor sebanyak 201.731 ton dan ekspor sebanyak 70.201 ton.

CATATAN: Jokowi mohon maaf kepada semua pihak yang mungkin tersinggung

“Jika melihat tren ekspor dan impor produk OCTG pada tahun 2018 hingga 2023, pipeline kode HS dan impornya juga sangat besar,” kata Firdaus pada Supply Chain & Energy Conference 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8). /15).

“Impor juga akan meningkat signifikan pada tahun 2023 dibandingkan ekspor,” imbuhnya.

Sebelumnya, Jokowi berpesan untuk meningkatkan pengendalian impor jalur, khususnya dengan memperkuat pembelian produk lokal dalam pembelian barang/jasa oleh pemerintah.

“5 tahun lalu saya senang sekali, kita suruh BUMN beli pipa. ‘Di dalam negeri belum ada detailnya pak. Nomor ini pak, harus pesan ukuran ini’,” kata Jokowi tanpa menyebut nama BUMN yang dimaksud.

Dalam benak Jokowi, pertanyaannya, apakah membangun pipa itu sulit? Sebab, internal perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan BUMN.

Padahal, Jokowi melihat perusahaan pipa di Indonesia punya kemampuan memenuhi kebutuhan. Bahkan, perusahaan mengekspor produknya ke negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan banyak negara lain di Eropa.

“Oh lho kalau orang beli produk pipa kita, bukan kita yang beli yang masuk. Sekali lagi kita orang pintar, tapi kita berbuat jahat banget, maaf,” jelasnya.

Jokowi berpesan kepada Badan Pengawasan Pengusahaan dan Pembangunan (BPKP) dan Instrumen Audit Internal Pemerintah (APIP) untuk memantau belanja di pasar lokal.

“Saya minta efektif sekali. Oleh karena itu bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kita meningkat. Lapangan kerja akan lebih banyak karena kita membeli produk lokal,” tutupnya. (dil/jpnn) Pernahkah Anda melihat video baru ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *