saranginews.com, Jakarta – PT Arutmin Indonesia (Arutmin) baru-baru ini meluncurkan aplikasi Silangka (Sistem Informasi Pelaporan Satwa Langka) bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 2024, sekaligus untuk menjangkau pemangku kepentingan di bidang Dugan.
Aplikasi berbasis Android ini berfungsi untuk meningkatkan partisipasi dan memudahkan masyarakat mendeteksi keberadaan hewan langka di sekitarnya.
Baca juga: Menko Luhut: SIG Green Cement mengubah industri konstruksi dan Indonesia
Pada sosialisasi ini, peserta yang terdiri dari kelompok konservasi, pelajar, aparat desa, LSM, dan pekerja media sosial diberikan pengarahan tentang cara mengunduh dan menggunakan aplikasi Silanka.
Semoga mereka dapat menyebarkan aplikasi ini kepada orang-orang disekitarnya agar lebih banyak lagi orang yang dapat menggunakan aplikasi ini untuk menyelamatkan hewan-hewan yang terancam punah.
Baca Juga: Tak Minta Kompensasi, GM Ungkap Kondisi Remaja yang Jatuh dari Lantai Tiga Spring Air Mall
“Peluncuran aplikasi Silangka merupakan sebuah langkah inovatif di era digital, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, khususnya satwa langka di sekitar mereka,” ujar Ahmed Zueni – Manajer Tambang Senakin dan NPLCT.
Ahmad mengatakan, Arutmin memiliki komitmen kuat dalam menjaga keanekaragaman hayati sejak awal.
Baca selengkapnya: Pupuk Kaltim salurkan beasiswa pendidikan Rp 3,8 miliar kepada puluhan pelajar
“Diperlukan kolaborasi dengan banyak tim untuk memastikan program ini berjalan lancar, efisien dan sukses,” ujarnya.
Orutmin melakukan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan tambang Senakin yang terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Di lokasi ini telah ditemukan berbagai jenis satwa langka di kawasan sekitar tambang Senakin yang dilindungi.
Bahkan ada pula yang endemik Kalimantan, seperti lutung alis putih (Presbytis prontata), sejenis monyet pemakan daun endemik Kalimantan.
Orutmin juga bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan khususnya dalam pemantauan Cagar Alam Teluk Kelumpang, melaksanakan berbagai program konservasi lutung putih dan masih banyak lagi.
Untuk meningkatkan literatur dan pemahaman tentang lutung alis putih, kolaborasi penelitian dengan universitas sedang dilakukan.
Ciri-ciri satwa langka diharapkan dapat dipelajari guna menyusun program yang sesuai untuk konservasinya (chi/jpnn)