saranginews.com, PALEMBANG – Kasus gagal ginjal atau cuci darah pada anak terus meningkat.
Penyebabnya semakin dipengaruhi oleh minuman, makanan, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Baca juga: Siswa SMA di Palembang Menjadi Buta Usai Jalani Perawatan Kebidanan
Endang Susalit, dokter spesialis ginjal di Rumah Sakit Siloam Asri Jakarta, menjelaskan, gagal ginjal yang memerlukan cuci darah atau cuci darah akhir-akhir ini sudah menjadi hal yang lumrah, tidak hanya di usia tua, bahkan di kalangan anak muda, bahkan di kalangan anak-anak.
“Gagal ginjal dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Namun, gagal ginjal terus meningkat, terutama di kalangan anak-anak,” kata Dr. 8).
Baca juga: Salonpas Sport 10K Run Kembali Digelar, Daftar Sekarang!
Pada anak-anak dan orang dewasa, faktor risiko gagal ginjal berbeda, kata Endang.
“Gagal ginjal pada anak bisa disebabkan oleh penyakit degeneratif atau penyakit yang menurunkan fungsi organ dalam, seperti cacat lahir,” kata Endang.
Baca juga: Terdakwa Gagal Ginjal Akut Divonis 2 Tahun Penjara
“Efek makanan bisa mempengaruhi fungsi ginjal,” kata Endang. Namun jika makanan tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau terus menerus dan terdapat zat berbahaya di dalam makanan tersebut.
“Gagal ginjal pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit bawaan,” tambah Endang.
Bagi orang dewasa, Endang mengatakan salah satu penyebab gagal ginjal adalah penggunaan obat pereda nyeri yang terus menerus.
“Penggunaan obat secara terus menerus dapat mengganggu fungsi ginjal,” jelas Endang.
Seleksi untuk transplantasi ginjal sangat ketat, dengan partisipasi kelompok advokasi dan penyaringan berkelanjutan untuk menemukan donor ginjal yang cocok dan dapat diterima secara fisik, penerima umumnya berasal dari keluarga dan orang-orang terdekat yang pertama.
“Bagi anak yang mengalami gagal ginjal dan memerlukan cuci darah, bisa dilakukan transplantasi ginjal. Biasanya ginjal transparan ditransplantasikan dari ibu (mcr35/jpnn).
