Hasil Survei LKPI: Masyarakat Sumut Masih Pertimbangkan Agama & Etnis di Pilkada 2024

saranginews.com, MEDAN – Lembaga Pemilihan Umum Seluruh Indonesia (LKPI) melakukan survei seputar pemilu Sumut (Sumut) 2024 dengan menggunakan dua simulasi survei, yakni simulasi terbuka (primer) dan semi simulasi.

Direktur Eksekutif LKPI Togu Lubis menjelaskan simulasi yang paling penting adalah survei yang dilakukan tanpa menyebut nama calon gubernur.

Baca juga: Bawaslu: Pelibatan masyarakat penting untuk mengawasi Pilkada Serentak 2024

Pada saat yang sama, dilakukan simulasi semi publik untuk memberikan kepada 1.800 responden nama tiga calon kuat kepala Sumut dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur Sumut, kata Togu Togu Togu Lubis dalam keterangannya. dikutip Senin (12/8).

Togu mengatakan LKPI melakukan survei preferensi umum calon gubernur Sumut berdasarkan simulasi publik (pertimbangan utama), dan hasilnya Nikson Nababan, Bupati Tapanuri Utara, Election Rate 27,2% menduduki peringkat pertama.

Baca juga: Partai Demokrat mengusung Bobby Nasution-Suria untuk Pilgub Sumut

Kemudian di posisi kedua ada mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan 19,7% suara, dan di posisi ketiga ada Bobby Afif Nasufian, Wali Kota Medan saat ini (Bobby Afif Nasution), dengan 17,2% suara.

Nama-nama lain yang disebutkan responden sebagai calon gubernur Sumut juga kurang dari 5%, seperti nama seperti Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (Ijek).

Baca juga: Survei PSI Tunjukkan Elektabilitas Tertinggi Nikson Nababan di Pilgub Sumut

Hasil simulasi semi terbuka terhadap ketiga calon gubernur Provinsi Sumut menunjukkan pilihan responden tetap pada Nickson Nababan dengan perolehan suara sebesar 31,8%.

Edy Rahmayadi 29,9%, Bobby Nasution 24,6%, dan responden non-voting 13,7%.

Hasil survei tersebut juga mencerminkan pertimbangan responden dalam memilih calon Gubernur Provinsi Sumatera Utara.

Sebanyak 79,6% responden memilih calon gubernur karena memiliki kesamaan keyakinan agama dengan calon gubernur, sedangkan 80,6% memilih calon gubernur karena memiliki ras yang sama dengan calon gubernur.

LKPI juga menemukan bahwa mayoritas pemilih (83,7% responden) menginginkan pemimpin memiliki karakter jujur, amanah, dan anti korupsi, serta kepedulian terhadap rakyat (72,8%), otoritas (49,7%), dan pengalaman pemerintahan ( 41, 7). %))%, dan proporsi pemeluk agama sebesar 26,2%.

Selain itu, responden juga ditanya apakah akan menggunakan hak pilihnya jika Pilkada digelar. Sebanyak 72,2% responden akan menggunakan hak pilihnya, 22,6% tidak menggunakan hak pilihnya, dan 5,2% responden akan menggunakan hak pilihnya. dari mereka yang diwawancarai mengatakan mereka tidak akan menggunakan hak pilihnya.

Jika ditelaah lebih dalam mengenai alasan responden menggunakan hak pilihnya, maka faktor tertinggi diantara responden adalah sebesar 49,6% responden akan menggunakan hak pilihnya.

Faktor kedua responden sudah diketahui calon potensial berjumlah 34,7%, faktor ketiga mengikuti anjuran pemerintah daerah berjumlah 10,6%, dan faktor lain 5,1%.

Lebih lanjut Togu mengatakan, demografi responden Sumut menurut ras dan etnis antara lain Tapanuli/Toba 24,84%, Mandailing 11,2%, Karo 5,9%, Simalungun 2,4%, Pakpak 0,7%, Nias 6,36%, Melayu 5,8%, dan Tionghoa 2,7%.

Suku Minan berjumlah 2,6%, suku Aceh 0,9%, suku atau suku di Jawa 33,4%, dan suku lain sebanyak 3,2%.

Terkait keyakinan agama responden, 63,2% beragama Islam, 26,6% Protestan, 7,3% Katolik, 2,4% Buddha, 0,3% Konghucu, dan 0,2% Hindu.

Temuan mengenai berapa banyak calon gubernur yang dapat dipilih berkaitan dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih calon gubernur.

Togu melanjutkan, mayoritas responden memilih calon gubernur berdasarkan pertimbangan agama dan suku yang sama dengan calon gubernur.

Togu mengatakan, hal tersebut dapat dijelaskan dengan jelas karena faktor agama dan suku menjadi pilihan penting responden dalam memilih pemimpin untuk wilayah Sumut.

Berdasarkan penelusuran LKPI, rendahnya perolehan suara Nasution karena pengaruh kasus korupsi di KPK yang melibatkan Gubernur Maluku Utara alias Bobby Nasution atau lingkungan Medan.

Hal ini, lanjut Togwu, membuat responden cenderung tidak memilih Bobby Nasution.

Sebab, 83,67% responden menginginkan pemimpin jujur. Selain itu, juga harus amanah dan anti korupsi, jelas Togu.

Survei LKPI dilaksanakan pada tanggal 30 Juli hingga 7 Agustus 2024. Survei tersebut menyasar warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih di Provinsi Sumatera Utara, yaitu mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah pada saat survei.

“Metode pengambilan sampel menggunakan metode multi stage random sampling yang melibatkan 1.800 responden. Margin of error wawancara tatap muka kurang lebih 2,31% dengan tingkat kepercayaan 95%,” ujarnya. (mar1/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *