Menurut Agung Laksono, Ini Nama-Nama yang Diyakini Pantas Gantikan Airlangga

saranginews.com, JAKARTA – Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Sabtu (10/8) malam.

Sejumlah nama pun disebut-sebut layak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum partai menggantikan Irlangg Hartarto.

BACA JUGA: Airlangga mundur karena tekanan internal Golkar?

“Iya ada Agus Gumiwang, ada Bambang Soesatyo, artinya mereka (keduanya) pengurus Partai Golkar, sekarang di PPP. Lagipula ada pengurus lain, ada Pak Bobby, ada Pak Firman Soebagio., banyak yang bisa dipilih dari kalangan pimpinan,” kata Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono saat dihubungi. Jakarta pada hari Minggu.

Agus Gumiwang, Bambang Soesatyo, dan Firman Soebagyo saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, sedangkan Bobby yang biasa dipanggil Agung kemungkinan mengacu pada Ketua DPP Golkar Bobby Adhityo Rizaldi.

BACA JUGA: Bu Mega Khawatir dan Khawatir Terhadap Demokrasi Usai Airlangga Mundur Sebagai Ketum Golkar

Terlepas dari usulannya, dia menegaskan, semua tergantung pada opsi yang disepakati saat Musyawarah Nasional Partai Golkar (Munas) pasca lengsernya Airlangga.

Dijelaskannya, rapat paripurna pada Selasa (13/8) itu untuk menentukan jadwal sidang nasional atau pembahasan luar biasa nasional (munaslub) dan penjabat presiden jenderal (plt.).

BACA JUGA: Airlangga Mundur, Alasannya Jaga Keutuhan Partai Golkar

“Terserah pada konferensi nasional berikutnya. Namun yang saya dengar pagi ini terutama (calon kuat, Red) adalah Pak Agus Gumiwang yang diharapkan bisa mengambil alih partai pada munas berikutnya,” ujarnya.

Namun soal nama Bahlil Lahadalia, Agung Laksono mengaku belum mendengarnya.

“Saya belum tahu. Kita lihat ke depan,” kata Agung Laksono.

Airlangga Hartarto yang terpilih menjadi Ketua Umum PPP Golkar pada tahun 2019 untuk masa jabatan hingga akhir tahun 2024, memutuskan mundur lebih awal karena dua alasan, yakni keinginan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan menjaga stabilitas dan ketertiban. suasana kondusif pada masa peralihan dari pemerintahan Presiden Indonesia Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.

Hingga Airlangga menjelaskan lebih banyak alasan untuk menjaga keutuhan partai.

Meski demikian, Agung Laksono menyebut keputusan mundurnya murni bersifat pribadi. Pasalnya, Airlangga tidak berdiskusi atau berkonsultasi terlebih dahulu di internal partai atau dengan para seniornya di Partai Golkar sebelum mengumumkan keputusannya meninggalkan jabatan Ketua Umum.

“Tidak ada tekanan, partai tidak menekannya. Jadi itu keinginannya sendiri,” kata Agung Laksono (antara/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *