Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024

saranginews.com, Jakarta – Cita-cita Sukanto Tanoto dan Tina Bingay Tanoto untuk melahirkan generasi pemimpin dengan model berkelanjutan mulai membuahkan hasil. Sebanyak 8.338 siswa menerima manfaat program beasiswa Tanoto Foundation dari tahun 2006 hingga 2023. Menariknya, semua pecandu alkohol daerah ini terserap dalam bisnis dan industri dengan upah yang lebih tinggi dari upah.

 ,

Baca Juga: Tanoto Scholars Gathering 2024, Pabrik Distrik APR Menarik Minat Generasi Z

Pangkalan Kerinsi, Minggu 28 Juli 2024 ramai sekali dengan anak-anak muda yang mengenakan kostum almamaternya. Ya, mereka adalah Tanoto Scholars dari 10 perguruan tinggi dan universitas mitra di Singapura. 

Sepuluh universitas mitra Tanoto Foundation antara lain IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalucia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Riau, dan Universitas Hasanuddin.

Baca juga: Tanoto Scholars Meeting 2024 mempersiapkan calon pemimpin yang mempunyai sikap pembangunan berkelanjutan 

Mereka diundang secara khusus untuk mengikuti Tanoto Scholars Gathering 2024 (TSG 2024) yang diselenggarakan pada 28-30 Juli 2024. Kesempatan langka ini didapat karena 195 mahasiswa terpilih bisa melihat langsung kerajaan bisnis yang dibangun Sukanto Tanoto. Grup Bisnis RGE sebelumnya dikenal sebagai Raja Garuda Mas sejak tahun 1972.

Saat berkunjung ke pusat teknologi RGE, para ilmuwan terkesan dengan kisah Sukanto, yang awalnya hanya memasok peralatan dan material ke perusahaan minyak milik negara, Pertamina, dan kini memiliki lebih dari 55.000 karyawan di seluruh dunia dan kekayaan bersih sebesar US$35 miliar. .

Baca Juga: Tanoto Foundation Luncurkan Program Beasiswa Ayo Daftar Sekarang

Dulunya Pangkalan Kerinsi yang terletak di Kawasan Pelalawan, Riau, merupakan perkampungan berpenduduk 200 kepala keluarga. Seluruh jalan sebagian besar masih berupa tanah berwarna kuning. Jarak Pangkalan Kerinchi ke Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, dulunya sekitar 124 kilometer.

Mayoritas penduduk Pangkalan Kerinsi awalnya bergantung pada pertanian tradisional dan perkebunan untuk penghidupan mereka. Ada juga masyarakat yang melakukan penangkapan ikan.

Semua berubah ketika Sukanto melalui PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), salah satu unit bisnis RGE di bawah grup APRIL, memulai pembangunan pabrik pulp dan kertas di lokasi tersebut pada tahun 1993. Saat itu Pangkalan Kerinchi masih menjadi bagiannya. Kabupaten Kampar.

Pangkalan Kerinsi yang semula merupakan desa dengan infrastruktur minim, kini berubah menjadi kota penuh harapan dan pusat perekonomian, kini berpenduduk lebih dari 100.000 jiwa. Lanskap perkotaan kini dipenuhi dengan pertokoan, hotel, sekolah internasional, kompleks perumahan, apartemen, dan jalan beraspal.

Jarak menuju Pekanbaru kini hanya sekitar 60 km yang bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam perjalanan.

Pada tahun 1999, sebagai hasil pemekaran Kabupaten Kampar Pangkalan, Kerinsi resmi ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Pellawan. Pesatnya perkembangan Pangkalan Kerinsi, baik secara ekonomi maupun lainnya, dimulai dari kompleks Riau.

Terletak hanya 3 km dari kantor Bupati Pellawan, kompleks ini merupakan pusat operasi pabrik pulp dan kertas RAPP di Indonesia, pemain global dengan kapasitas produksi hingga 4 juta ton pulp dan 1,15 juta ton pulp. Ton kertas per tahun.

Ada pula Asia Pacific Rayon (APR), produsen serat viscose terintegrasi pertama di dunia dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun, dan pabrik kertas kemasan ramah lingkungan terbesar dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun. Mesin dan teknologi yang digunakan di pabrik ini berkelas dunia.

Dengan total investasi sebesar Rp 100 triliun sejak tahun 1993, kompleks Riau juga memiliki pusat pembibitan dan penelitian untuk kebutuhan produksi perusahaan. Tak heran jika kompleks Riau menjadi kompleks terpadu terbesar di dunia.

Kompleks Riau juga menjadi rumah bagi lebih dari 10.000 warga yang tinggal di akomodasi, apartemen, dan kantin yang tersedia di kompleks tersebut. Komplek Life in Riau dilengkapi dengan sekolah, kesehatan, hiburan, lembaga keagamaan, lapangan olah raga dan fasilitas lainnya.

Oleh karena itu, selama 6 tahun terakhir, kompleks Riau menjadi pusat pertemuan para ilmuwan dalam program TELADAN. Program beasiswa Tanoto Foundation telah berlangsung sejak tahun 2006 dan pada tahun 2023 akan diterima oleh 8.338 siswa.

Pada tahun 2018, Program Beasiswa Tanoto Foundation diubah menjadi TELADAN (Tanoto Scholars), yaitu program yang tidak hanya memberikan beasiswa namun juga pelatihan kepemimpinan terstruktur pada semester kedua hingga semester delapan setelah Tanoto Scholars lulus. Juga memberikan pembinaan bagi lulusan.

Benny Lee, CEO Tanoto Foundation, mengatakan program TELADAN memiliki 3 fase pengembangan, dimana Tanoto Scholars Gathering (TSG) merupakan fase transisi dari fase pengembangan diri ke fase memimpin orang lain, sebelum Tanoto Scholars menyelesaikannya. program dalam tahap pelatihan profesional kemudian lulus. Untuk menjadi lulusan.

Benny Lee, pendiri Tanoto Foundation, mengatakan Sukanto Tanoto memiliki visi 5C yang juga diterapkan di seluruh kelompok usahanya, yaitu baik bagi masyarakat, iklim, negara, pelanggan, dan perusahaan. 5C menunjukkan bahwa kita harus bisa mempengaruhi 4C terlebih dahulu baru memikirkan organisasi/diri kita sendiri. 

“Tanoto Foundation juga mengikuti visi ini karena apa yang kami lakukan harus memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan negara,” ujarnya. 

Menurut Benny Lee, mengunjungi pabrik-pabrik yang dikelola RGE dan mengamati bagaimana mereka menerapkan perbaikan berkelanjutan sangat penting bagi para ilmuwan Tanoto untuk selalu mencari peluang perbaikan dan pengembangan. Selain dapat lebih mengenal satu sama lain, hal ini juga akan menciptakan jaringan Tanoto Fellows di masa depan. Saling mendukung dan tumbuh bersama untuk menjadi pemimpin. 

Setelah mengunjungi RGE Technology Center, para Tanoto Fellows diajak untuk melihat lebih dekat Pabrik Kertas APRIL, Pabrik Rayon APR, Perkebunan Kelapa Sawit Asian Agricultural, serta Pembibitan Akasia dan Eukaliptus di Pembibitan Pusat Kerinci. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta mengenai dunia kerja setelah lulus kuliah, serta memperkenalkan praktik industri berkelanjutan dan menginspirasi para sarjana Tanoto untuk mengembangkan pola pikir berkelanjutan.

Sarjana Universitas Brawijaya (UB) Muhammad Fauzi mengaku beruntung bisa mengikuti TSG 2024. Tak mudah baginya untuk lolos seleksi beasiswa TELADAN. Proses seleksi yang berlangsung selama 3 bulan benar-benar menyibukkan pikirannya.

Mahasiswa semester empat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen (PRODI) ini menyebarkan informasi tentang beasiswa TELADAN melalui media sosial. Karena ingin meringankan beban orang tuanya, Fauji mencoba mendaftar.

Ia semakin bersemangat karena beasiswa tersebut untuk pengembangan kepemimpinan sehingga cocok dengan bidang manajemennya. Ngomong-ngomong, Fauji bercita-cita menjadi ketua kelas manajemen, bahkan direktur perusahaan. 

Fauji seharusnya berada di semester enam saat ini. Ketika ia lulus SMA pada tahun 2020, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya karena wabah COVID-19 sedang merajalela. 

Tanpa membuang waktu, Fauji memutuskan bekerja untuk membantu keuangan keluarganya. Banyak pengalaman menarik yang diperolehnya saat bekerja di divisi energi terbarukan panel surya.

Dan akhirnya, saat hendak mendaftar angkatan 2021, Fauji yang semula ingin masuk program sosiologi, berbalik 180 derajat ke arah manajemen. Ketika Fauji diterima dalam program pelatihan impiannya, dia bertekad untuk menjadi manajer proyek suatu hari nanti.

Fauji yakin Tanoto Foundation bisa menjadi wahana untuk mewujudkan mimpinya. Para sarjana diberi pelajaran tentang keberlanjutan, kepemimpinan, dan banyak hal lain yang memengaruhi konteks mereka untuk menjadi siapa mereka di masa depan. 

“Saya tahu bagaimana menjadi manajer proyek yang berkelanjutan.” ucap prajurit itu dengan wajah berseri-seri.

Mereka juga mengetahui mengapa proses seleksi beasiswa TELADAN memakan waktu lama dan sangat ketat, karena 100 persen lulusannya terserap pada pekerjaan di atas upah minimum. Ada banyak ilmuwan yang direkrut oleh RGE Group. Prajurit tersebut berharap bisa direkrut menjadi RGE setelah lulus kuliah. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *