saranginews.com, Brussels – Operasi maritim Uni Eropa (UE) di Laut Merah bertujuan untuk mencegat dan menghancurkan segala sesuatu yang menargetkan kapal komersial di wilayah tersebut, menurut juru bicara luar negeri UE Peter Stano pada Selasa (20/2) .
Pada Senin (19/2), para menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui peluncuran operasi angkatan laut untuk melindungi kapal-kapal di Laut Merah di tengah meningkatnya serangan terhadap kapal kargo kelompok Houthi Yaman, dan Italia adalah pemimpin angkatan darat.
Baca Juga: Pemimpin Uni Eropa Akan Selidiki Masa Depan MRT dan Sepeda Ramah Lingkungan
“Operasi Aspides secara resmi diluncurkan kemarin oleh para menteri luar negeri, sebuah operasi keamanan maritim yang bertugas melindungi kapal-kapal yang melakukan perjalanan di Laut Merah dan sebagian Teluk Arab atau Persia,” kata juru bicara Uni Eropa dalam pernyataan singkatnya.
“Sekarang, operasi ini adalah operasi pertahanan untuk melindungi kapal-kapal ini, jadi bagian dari operasi pertahanan di yurisdiksinya adalah mencegat dan menghancurkan segala sesuatu yang ditembakkan ke kapal-kapal komersial tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Menteri Perencanaan Airlangga Terima Kunjungan Terakhir Pemimpin Uni Eropa, Dibahas
Menteri Italia Antonio Tajani mengatakan pada awal Februari bahwa peserta operasi tidak akan menyerang posisi Houthi di Yaman, karena operasi tersebut bersifat defensif.
Gerakan Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara dan barat Yaman, telah berjanji untuk menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel sampai mereka mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza pada November 2023.
Baca juga: Mendag Julhas Pimpin Pertemuan AEM-Uni Eropa, Banyak Bicara
Hal ini mendorong Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk melakukan operasi sipil untuk menjaga kapal-kapal tersebut tetap berada di Laut Merah.
Pasukan Amerika dan Inggris melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi Houthi dalam upaya membatasi kemampuan pemberontak untuk menargetkan kapal dagang. (semut/dil/jpnn)