Hutama Karya Berkomitmen Menerapkan ESG pada Setiap Tol yang Dibangun

saranginews.com, SELATAN SUMATERA – PT Hutama Karia menerapkan konsep infrastruktur berkelanjutan yang memperhitungkan dampak jangka panjang pada beberapa aspek antara lain lingkungan, masyarakat, dan perekonomian atau biasa dikenal dengan konsep environment, sosial, dan tata kelola (ESG). .

Diawali dengan perencanaan pembangunan infrastruktur jalan tol, Hutama Karia terus melakukan kajian lingkungan hidup yang mengkaji dampak lingkungan dari pembangunan jalan tol, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, dan emisi karbon.

BACA JUGA: Hasil Positif di Semester I-2024, Hutama Karia Raup Laba Bersih Rp 396 Miliar

Tak berhenti sampai disitu, untuk meminimalisir keadaan tersebut, Hutama Karia aktif berkoordinasi dengan instansi daerah seperti Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) di wilayah yang terkena dampak rencana pembangunan.

Selain itu, kajian lingkungan juga dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari pembangunan dan pengoperasian jalan tol tersebut.

BACA JUGA: Pertama kali di Indonesia, 2 anggota CFKS mendapat lisensi penuh PFAK

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karia Adjib Al Hakim mengatakan, dalam melaksanakan perencanaan pembangunan, langkah mitigasi juga diterapkan dalam desain jalan tol.

“Kami memilih jalan tol yang dampaknya minimal.” Koridor satwa dirancang untuk mengurangi fragmentasi habitat dan dilengkapi dengan peralatan pendamping. Sementara untuk kawasan hutan, Hutama Karia juga aktif berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk restorasi, kata Adjib.

BACA JUGA: Rayakan HUT RI, RMA Indonesia Kembali Hadirkan Program Bakti Kemerdekaan

Secara khusus, Hutama Karia memenuhi kewajiban pengembalian kawasan hutan sesuai aturan yang berlaku, salah satunya terkait restorasi kawasan hutan dengan memenuhi kewajiban Departemen Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Perkebunan Hutan (DR).

Adjib menjelaskan penggelaran infrastruktur berkelanjutan akan terus dilakukan, termasuk pembangunan JTTS Tahap II yang salah satunya akan menghubungkan Jambi dan Riau.

Tanggung jawab lingkungan hidup dalam pembangunan jalan tol ini adalah melaksanakan mitigasi menyeluruh yang dituangkan dalam kajian lingkungan hidup, meliputi pengelolaan kualitas tanah dan air, pengendalian pencemaran udara dan kebisingan, konservasi keanekaragaman hayati, serta pengelolaan limbah yang dihasilkan seperti limbah cair. dan B3.

Kajian lingkungan hidup ini dipantau dan dievaluasi secara berkala berdasarkan rekomendasi dokumen lingkungan hidup pada tahap konstruksi dan pengoperasian jalan tol tersebut. “Jadi berdasarkan kajian tersebut, Hutama Karia menjamin tidak akan membuka ratusan hektar kawasan hutan untuk membangun koridor JTTS ini,” kata Adjib.

Sedangkan untuk jalan tol yang sudah beroperasi, cara Hutama Karia mewujudkan infrastruktur tol berkelanjutan berbasis aspek ESG adalah dengan melakukan penanaman pohon di sepanjang jalan tol, penggunaan lampu pintar, pengembangan kawasan terbuka hijau di tempat peristirahatan, penyediaan underpass bagi hewan untuk menyeberang jalan. , program dukungan sosial kepada masyarakat sekitar jalan tol, penyediaan lahan dan dukungan kepada para pelaku UMKM di tempat peristirahatan.

“Sejak tahun 2021 hingga saat ini, telah ditanam lebih dari 160 ribu pohon di ruas Tol Hutama Karia, baik di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) maupun di jalan tol di Pulau Jawa, khususnya Tol JORR seksi S (JORR). -S) dan Tanjung Akses Priok (ATP). Jenis pohon yang ditanam antara lain Trembesi, Mangga, Ketapang, Bambu Jepang, Puchuk Merah, Mahoni, Tabebuja, Bougainvillea, Flamboyan dan lain-lain juga menambah estetika Tol Hutam Karia,” kata Ajib.

Adjib menambahkan, selain menciptakan ruang terbuka hijau, Hutama Karia juga melengkapi Pekanbaru – Bangkinang Resort dengan masjid ramah lingkungan, menggunakan sistem ventilasi alami tanpa perlu menggunakan AC.

Hutama Karia juga menerapkan pengelolaan sampah dengan metode dalam atau terbang di halte KM 215 dan KM 277 tol Terbanggi Besar – Kaiu Agung.

Tol Hutama Karia juga dilengkapi dengan 10 terowongan tempat hewan melintasi jalan dan tumbuhan makanan sesuai jenis hewan yang ada di sekitar jalan tol sehingga hewan setempat tidak merasa habitatnya terganggu dan tetap dapat bergerak bebas tanpa mengganggu lalu lintas di tol. jalan. jalan. Terdapat 10 underpass yang berada di ruas tol Pekanbaru – Dumai dan Sigli – Banda Aceh.

“Kami juga memprioritaskan penerapan energi terbarukan di jalan tol melalui pemasangan lampu pintar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bola lampu konvensional, sebanyak 3.704 unit di seluruh jalan,” kata Adjib yang memungut biaya JTTS dan ATP. .

Dengan penerapan ESG yang optimal pada aspek lingkungan ini, Hutama Karia berharap dapat benar-benar mewujudkan infrastruktur tol yang berkelanjutan, mulai dari persiapan, konstruksi, pengoperasian hingga transformasi JTTS menjadi jalur hijau dan ramah lingkungan di masa depan (chi /jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *