Gus Yahya Tegaskan NU Tidak Boleh di Bawah Partai, Sindir PKB?

saranginews.com, SEMARANG – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan NU harusnya berada di atas negara, bukan di bawah partai.

Gus Yahya mengatakan, dasar pidatonya berasal dari pesan Mustasyar PBNU Ahmad Mustofa Bisri atau populer dengan Gus Mus.

BACA JUGA: NU Fatayat Kritik Prancis Larang Atlet Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024

“Saya dan teman-teman PBNU Sowan Mustasyar KH Mustofa Bisri meminta pesan dan wasiat kepada kami,” kata Gus Yahya dalam sambutannya pada acara berdirinya PWNU Jawa. Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Sabtu (3/8).

Ia mengatakan, pesan Gus Moose itu bisa dimaknai agar NU harus pasrah pada kepentingannya sendiri, termasuk mengalahkan berbagai kepentingan di Indonesia.

BACA JUGA: Soal PBNU Bentuk Pansus Tanggapi PKB di NU, PCNU Kota Tangsel Tanggapi:

Menurutnya, misi Gus Mus akan membantu NU untuk terus berkontribusi dalam mendukung persatuan negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gus Yahya mengatakan, “Jadi subordinat pada pemerintah, apalagi subordinat partai politik, tidak boleh diterima. Ini penting untuk dipahami.”

BACA JUGA: Gus Imin Sebut PKB Bukan Milik PBB Secara Pribadi Tapi Milik Negara Indonesia.

Yaqut Cholil Qoumas, adik Menteri Agama, mengaku punya rencana reformasi besar-besaran di PBNU.

Ada tiga bagian yang dibicarakannya, yaitu model manajemen organisasi, yang membahas tentang berbagai metode, instruksi, dan metode pengambilan keputusan. Ini mencakup sistem klasifikasi atau sistem manajemen. 

Rencana organisasi kemudian melihat rancangannya, yaitu rencana nasional yang terpadu dari pusat hingga daerah. Tahap kedua ini diharapkan dapat dilaksanakan dalam tiga tahun ke depan.

Dikatakannya, “Tingkat ketiga adalah tingkat sumber daya, yang berkaitan dengan staf dan dukungan keuangan mudah karena keluarga-keluarga ini membutuhkan uang”.

Ia juga mengatakan, selama memimpin PBNU, Gus Mus sepakat untuk tidak khawatir dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Rek, kullo pamit ajeng ndablek gangsal tahun (paman, selamat tinggal, lima tahun tidak masalah red), karena saya yakin itu akan menimbulkan dampak berbeda yang bisa meresahkan banyak orang, ujarnya.

Saat ditemui terpisah, Gus Yahya usai menjabat mengungkapkan rencananya mengambil alih PKB yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar.

Ia mengibaratkan mobil yang pernah dijual kemudian dibeli oleh pelanggan, namun ditarik kembali karena kesalahan sistem operasi.

“Kemarin Toyota bikin mobil, baru dipasarkan, dijual, ternyata mobilnya ada yang error sistemnya, dan akhirnya dikirim kembali mobilnya untuk diperbaiki sistemnya,” ujarnya. (mcr5/jpnn) Dengar! Video Pilihan Editor:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *