saranginews.com, JAKARTA – Institusi seperti lembaga pendidikan berperan penting dalam upaya penguatan masyarakat.
Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Bakrie menjadi mesin bagi para sarjana untuk memberikan sumber daya dan berbagi keahliannya untuk benar-benar berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
BACA JUGA: Sukses Luar Biasa, Universitas Bakrie Sukses Raih Rekognisi Tinggi
Pada kesempatan ini, Program Pendidikan Sains dan Teknologi Universitas Bakrie diberikan kesempatan untuk mendampingi kelompok PKK RW 02, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, dalam pengembangan cheese bar yang ada.
Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2020, dimana gerakan PKK melaksanakan 10 program berskala besar, salah satunya adalah program pangan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dengan menggunakan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. .
BACA JUGA: Times Higher Education Ranking: Universitas Bakrie menduduki peringkat ke-18 di Indonesia
Setelah proses konsultasi yang berlangsung hampir dua bulan, pada Jumat, 26 Juli 2024, para anggota PKK yang aktif memproduksi stik keju kembali mendapat pelatihan tentang pentingnya standarisasi, pengemasan dan pelabelan terhadap pangan yang dijual.
Melalui proses yang sistematis, pemilihan kemasan yang sesuai dan penulisan label yang lengkap, pelanggan menjamin kualitas produk.
BACA: Kapolres Jember Marah, 5 Anggota Diserang Militan PSHT, Aipda Parmanto Luka Berat
“Produk pangan yang berkualitas tinggi dan konsisten dapat dicapai melalui kepatuhan yang ketat terhadap prosedur pengendalian mutu. Untuk itu, peralatan yang terstandar dan variabel sistematis yang konsisten harus digunakan. Pilihan kemasan juga harus ditingkatkan. Umur simpan produk,” kata Dr Rizki Maryam Astuti, manajer program.
Dalam program ini, siswa berpartisipasi dalam proses desain kemasan dan menguji kualitas sensoris produk.
Selain itu, uji kandungan nutrisi juga dilakukan untuk memastikan produk layak dikonsumsi. Penting juga bagi produsen untuk dapat menghitung harga pokok produksi (BPK), harga jual produk, dan perkiraan keuntungan.
Dalam program pelatihan ini, peserta diminta untuk berlatih langsung menghitung KEUNTUNGAN dan harga jual produknya dengan memperhitungkan seluruh biaya tetap dan variabel.
“Kami berharap program pendampingan dan pelatihan ini dapat mendorong masyarakat, khususnya perempuan, untuk menghasilkan pangan berkualitas yang berdaya saing di masyarakat. “Selain itu, mereka juga berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan perekonomian keluarga,” ujar anggota Tim Program Nurul Asiah, M.T. (kanan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA