saranginews.com, Jakarta – Pemerintah telah menetapkan peta jalan yang berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060 dan menargetkan penurunan emisi sebesar 29-41 persen pada tahun 2030.
Dalam upaya Indonesia mencapai tujuan tersebut, sektor konstruksi, khususnya industri semen, memegang peranan penting.
Baca juga: Semen Mera Putih bukukan laba bersih $159 miliar
Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti matahari, angin, dan biomassa, serta penggunaan bahan bakar alternatif pada industri semen.
PT. Cemindo Gemilang Tbk, produsen semen merah putih, telah lama menjadikan kelestarian lingkungan sebagai prioritas utama dalam operasionalnya, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses produksi dan distribusi.
Baca juga: Seman Merah Potih Lakukan Aksi Lingkungan
Sadar sepenuhnya bahwa industri semen mempunyai dampak signifikan terhadap lingkungan, Semen Mera Putih berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam mentransformasi industri menuju praktik produksi berkelanjutan.
GM Sales dan Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, Oza Guswara menegaskan Semen Merah Putih berkomitmen menjadi perusahaan global yang mengedepankan inovasi dan keunggulan bahan konstruksi.
Baca Juga: Semen Merah Putih Targetkan Pangsa Pasar Jawa-Bali Enam Persen
Uza dalam keterangannya, Sabtu, mengatakan, “Semen Mera Putih mengedepankan praktik produksi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan serta peningkatan kualitas HSSE. Secara strategis, kami berkomitmen untuk meningkatkan inovasi dan teknologi dengan menggunakan bahan bakar alternatif pada tahun Kami melanjutkan proses produksi.”
Dengan berinvestasi pada teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, pabrik semen Merah Putih di Baja berhasil menurunkan emisi karbon bersihnya dari 633 kg CO2 per ton semen pada tahun 2023 menjadi 603 kg CO2 per ton semen pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. .
Artinya, setiap ton semen pada tahun 2023 akan mengeluarkan emisi CO2 sebesar 30 kg lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Oza menjelaskan, pabrik Bayah telah menambahkan sistem Alternative Fuel Feed (AF) pada calciner di tungku untuk meningkatkan Heat Replacement Rate (TSR) hingga 5% pada tahun 2024.
Peningkatan ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 70.000 ton.
Dari sisi energi, penggunaan waste heat recovery system (WHRS) juga dioptimalkan untuk mengubah limbah panas menjadi listrik sehingga menghasilkan 85.702 MWh pada tahun 2023.
Semen Mera Putih telah menunjukkan komitmen kuat dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi berkelanjutan.
Tindakan ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sekaligus meningkatkan penggunaan Waste Heat Recovery System (WHRS) untuk pembangkit listrik ramah lingkungan.
Perusahaan juga terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk dengan fokus pada pengurangan penggunaan klinker untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keberlanjutan. tambah Oza.
Selain itu, investasi dilakukan untuk menggantikan kendaraan diesel dan forklift dengan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi CO2.
Rencana penurunan emisi CO2 yang dilaksanakan Semen Mera Putih mendapat pengakuan dari World Cement Association pada Konferensi Tahunan WCA 2024.
Semyon Mera Putih meraih juara kedua dalam kategori “Kemajuan Berkelanjutan dalam Aksi Iklim” dari World Cement Association (WCA) pada Mei 2024.
Penghargaan ini merupakan sumbangsih berharga yang menjadi bukti nyata dedikasi Seman Mera Putih.
Penghargaan Aksi Iklim WCA 2024 yang diterima Bayah Corporation merupakan pengakuan atas upaya berkelanjutan Semen Mera Putih dalam mewujudkan visi keberlanjutannya.
Semen Merah Putih terus berupaya mengurangi emisi karbon melalui bahan bakar alternatif, peningkatan efisiensi energi, dan produk ramah lingkungan.
Berinvestasi pada teknologi modern meningkatkan efisiensi energi di seluruh aktivitas perusahaan. (rdo/jpnn)
Baca di tempat lain… Semen Merah Putih Biru Mulai Digarap di Chumbi, Ternyata Ini Alasannya.