Pimpinan Ponpes Pelaku Pencabulan Santriwati di Lombok Tengah Ini Diburu Polisi

saranginews.com LOMBOK TENGAH – Polisi masih mendalami pengelola sekolah Islam (ponpes) di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) atas kasus asusila yang melibatkan siswi.

“Tersangka berinisial D.D. Dia belum ditangkap karena masih dicari keberadaannya.” Hal itu disampaikan Kabag Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata Kusnadi di Lombok Tengah, Jumat.

BACA JUGA: Diberhentikan dari Jabatan Ketua Umum Partai Komunis Ukraina karena Perilaku Asusila Hasim Asyari Punya Banyak Kekayaan

Ia mengatakan, terdakwa sudah dua kali menerima panggilan namun tidak pernah datang memenuhi panggilan tersebut.

Oleh karena itu, tim penegak hukumnya akan mengambil tindakan jika perintah tersebut tidak dipatuhi.

BACA JUGA: Polisi Selidiki Penyebab Kematian Santri di NTB, Pondok Pesantren Ungkap Rekaman CCTV

“Kami akan tangkap kalau tidak ada, bisa saja dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO),” ujarnya.

Gubernur mengatakan, kelompoknya belum melakukan tindakan tegas karena tidak diketahui lokasi pasti tersangka, dan pihaknya terus mencari informasi keberadaan terdakwa.

BACA JUGA: Lindungi dari Hasutan: Menko PMK Posyandu Al-Siyfa Lihat Ponpes Al Ubaidah Sebagai Contoh.

“Terdakwa tidak bisa ditemukan, itu masalahnya,” ujarnya.

Sebelumnya, polisi setempat mendapat laporan adanya seorang pria pengurus salah satu pesantren di Provinsi Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga berbuat nakal terhadap santrinya.

Kanit Reskrim Lombok Tengah Iptu Luk Luk il Maknun membenarkan dugaan kekerasan seksual yang dituduhkan pengurus pesantren tersebut.

Hanya saja, kelompoknya tidak bisa menjelaskan secara detail dampak masalah tersebut, karena peneliti sedang mendiskusikan bukti-buktinya.

“Terlapor masih dalam perjalanan haji. Sekarang di Indonesia sudah tidak ada lagi, kita tunggu saja,” ujarnya.

Pihaknya belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai kasus ini karena penyidikan kasus tersebut masih berlangsung. Timnya hanya mengaku sedang menyelidiki korban.

“Ada korbannya, kami melakukan penyelidikan sambil melakukan penyelidikan,” ujarnya.

Namun sejauh ini dilaporkan hanya satu orang yang terdampak, namun ada laporan yang menyebutkan masih banyak lagi.

Namun untuk mengetahuinya, peneliti masih membutuhkan penelitian mendalam.

“Yang jelas ada laporan dan kasus ini diduga kekerasan seksual. Kalau nanti kita dapat informasi lebih lanjut karena yang melaporkan belum ditangkap,” ujarnya (antara/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *