saranginews.com, SEMARANG – Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Semarang Ade Bhakti dipanggil Komisi Kepegawaian Negara (KASN) terkait tata tertib Pilkada Pilkada 2024.
Ade Bhakti merupakan orang kedua yang dipanggil KASN selain Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin.
Baca juga: Aktivitas Politik Jelang Pilkada Kota Semarang, Sekda Iswar Aminuddin Dipanggil KASN.
Panggilan tersebut dilakukan melalui surat Nomor UND-295/NK.01.00/07/2024 tanggal 5 Juli 2024 perihal panggilan klarifikasi dan koordinasi.
Dalam surat yang disebarkan melalui Mail Service tersebut, disebutkan bahwa KASN berwenang meminta informasi kepada pegawai pemerintah dan masyarakat mengenai laporan pelanggaran Standar Dasar dan Kode Etik ASN.
Baca Juga: Jinting Dibebaskan dari Penjara karena Diduga Bakar Rumah Jurnalis di Karoo, Perannya Terungkap
Ade Bhakti akan menjelaskan netralitasnya kepada KASN dalam rapat yang diperbesar pada Jumat (12/7) pukul 09:00-09:30 WIB.
Ia merupakan salah satu Camat Gajahmungkur di Kota Semarang yang menyatakan kesediaannya mengikuti pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwako) Semarang Tahun 2024.
Baca Juga: PDB 2024: 69 pelajar di Semarang gagal masuk jalur prestasi karena piagam palsu
Ia terang-terangan mengusut beberapa partai politik, mulai dari PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Persatuan Indonesia (PSI), dan Golkar.
“Saya sudah buka literatur peraturannya dan tim sudah melakukan penelusuran mendasar terhadap pengunduran diri calon tersebut. Jadi saya patuhi aturan tersebut,” tegasnya kepada media.
Panggilan KASN kepada Ade Bhakti merupakan kali kedua. Pertama, pada Oktober 2023, Wali Kota Semarang Heverita Gunaryanti diminta KASN menjelaskan ciri-ciri memasukkan Rahayu ke dalam program nasi goreng.
Dari awal pemanggilan, dia mengaku mendapat saran hukuman dari KASN. Menurutnya, dia belum dihukum.
“Sebenarnya kami mendapat undangan dari KASN soal kode etik. Kode etiknya seperti apa? Ini harusnya jelas,” ujarnya.
Ade berharap seruan KASN ini tidak ada muatan politiknya di Pilkada Kota Semarang. Menurutnya, meski kini menjadi pegawai pemerintah, ia berhak ikut serta dalam diskusi politik.
“Ibarat main sepak bola: kalau saya berbuat salah dan dapat kartu kuning ya, kalau saya dapat kartu kuning, kalau saya dapat kartu merah ya saya terima,” ucapnya (mcr5/jpnn). Jangan lewatkan video Pilihan Editor ini: