saranginews.com, JAKARTA – Panel Survei Indonesia (PSI) mempublikasikan hasil survei preferensi politik Generasi Z dan Milenial di Kabupaten (Gen) Pemalang jelang Pilkada 2024.
Direktur Jenderal PSI Bagas Mahendra mengatakan, survei mengungkap seleksi calon di Pemalang lima bulan sebelum Pilkada 2024.
BACA JUGA: Survei LKPI: Terpilihnya Mansyur Hidayat memimpin di Pilkada Pemalang 2024
Survei dilakukan dengan mewawancarai 1.280 responden Gen Z dan Milenial berusia 17 hingga 40 tahun secara tatap muka. Mereka dipilih menggunakan metode random random sampling, dengan margin of error ±2,74 persen dan tingkat kepercayaan 0,5.95 persen,” kata Bagas seperti dikutip, Senin (15/7).
Hasil survei Calon Pemalang dengan pertanyaan terbuka kepada responden yang mewakili masyarakat Pemalang, siapa saja yang akan terpilih menjadi Bupati Pemalang jika diadakan pilkada pada saat itu, menghasilkan Pemilu yang Penuh Perhatian.
BACA JUGA: Perempuan Mandiri Pemalang Yakin Sudaryono Adalah Perempuan Gubernur
Menurut PSI, petahana Mansyur Hidayat terpilih dengan perolehan 32,6 persen suara, sedangkan Anom Widiyantoro di posisi kedua dengan perolehan 19,2 persen suara.
Urutan ketiga Agus Sukoco 11,7 persen dan keempat Iskandar Ali Syahbana 5,6 persen.
UPDATE: 3 Kepala Dinas Suap Bupati Pemalang Ini Segera Disidangkan
Setelah itu Eka Prasetya Wardoyo di urutan kelima dengan 4,3 persen, Nur Hidayat di urutan keenam dengan 2,1 persen, dan Heri Setiawan di urutan ketujuh dengan 1,8 persen.
Kemudian kedelapan Istadi 1,6 persen, kesembilan Dwi Hartono 1,1 persen, sepuluh Nurkholi 1,1 persen, ke-11 Eka Widodo 0,9 persen, ke-12 Edi Susilo 0,6 persen, dan yang tidak menjawab sebanyak 17 persen.
Sebaliknya, berdasarkan hasil survei PSI, petahana Mansyur Hidayat diketahui masih berada di posisi teratas. Dalam simulasi yang melibatkan 5 calon, terpilihnya Mansyur Hidayat sebesar 47,3 persen.
Beberapa nama calon Pemalang sudah diajukan; Masyur Hidayat 47,3%, Iskandar Ali Syahbana 13,6%, Anom Widiyantoro 11,9%, Eka Prasetya Wardoyo 10,1% dan Agus Sukoco 4,7% tidak menjawab 12,4%.
Selain itu, lanjut Bagas, juga ada tiga nama yang dicalonkan sebagai wakil kepala daerah Pemalang di antara peserta yang akan terpilih menjadi bupati Pemalang jika digelar pilkada saat itu.
Hasilnya, Masyur Hidayat terpilih dengan 52,7 persen, disusul Anom Widiyantoro dengan 20,4 persen, Agus Sukoco mendapat 17,6, dan tidak memilih 9,3.
Saat kedua nama tersebut dijajal, hasilnya terlihat tak jauh berbeda bagi petahana.
Bagas mengatakan, saat dihadirkan dua nama, sebanyak 59,3 persen memilih Masyur Hidayat, 29,4 persen memilih Anom Widiyantoro, dan 11,3 persen tidak menjawab atau belum menjawab.
Menurut Bagas, tingginya pemilihan Bupati Pemalang ini karena tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Bupati Pemalang Mansyur Hidayat, meski usianya baru 3,2 tahun.
“Ada korelasi antara kepuasan masyarakat dengan pilihan, secara umum masyarakat puas dengan kinerja petahana. Tingginya tingkat kepuasan terlihat terutama pada bidang kesehatan, lebih dari 89,7% menyatakan infrastruktur memuaskan, 87,8% , 87,3% menyetujui pendidikan dan 81,8% menyetujui pertanian.
“Peserta juga diminta mengevaluasi janji-janji politik yang disampaikan anggota dan wakil presiden saat kampanye. Hasilnya bervariasi, 34,4% menyatakan janji tepat, 41,3% menyatakan tepat, 3,1% menyatakan sangat tepat, dan 3,1% menyatakan sangat tepat. 14,8% berpendapat “tidak boleh”, 1,6 persen sangat tidak setuju, dan 4,8 persen tidak mempunyai pendapat yang jelas.
Selain itu, Bagas menegaskan, tingginya seleksi juga berkaitan dengan tingkat penerimaan atau penerimaan calon pejabat Pemalang. Begitu pula dengan tingkat Penerimaan Mansyur Hidayet sebesar 88,9 persen.
Kemudian Anom Widiyantoro 56,2 persen, Eka Prasetya Wardoyo 51,3 persen, dan Iskandar Ali Syahbana 48,7 persen. Kemudian Agus Sukoco 44,6 persen dan nama-nama calon lainnya di bawah 40 persen penerimaannya, ujarnya.
Pengamat politik Dr. Muhammad Adlan Nawawi menilai wajar jika calon yang lolos seleksi lebih tinggi dibandingkan calon presiden daerah lainnya. Karena tuan rumahnya sangat familiar.
Apalagi jika program ini harus dihadapi oleh masyarakat setempat pada masa pejabat eksekutif, bahkan sebelum pilkada. Baik itu untuk kesejahteraan sosial, pembangunan jalan, dan sebagainya. katanya secara terpisah.
Adlan meyakini sebagian besar Gen Z dan Milenial lebih memilih petahana karena kekhasan program yang mereka alami. Selain itu, peserta sering membuka kontak atau membeli.
“Jika lebih banyak Generasi Z dan Milenial yang memberikan dukungan kepada petahana, yang membuktikan kinerja mereka baik, maka selamat Anda telah menjabat. Karena Generasi Z dan Milenial adalah pemilih yang paling penting dan rasional.”
Jajak pendapat tersebut dilakukan pada 1-10 Juli 2024 dan menyasar pemilih pemula, atau Gen Z dan Milenial berusia 17 hingga 40 tahun. Sekadar informasi, pada pemilu 2024, jumlah pemilih muda di Pemalang mencapai 60 persen dari total pemilih. (mcr4/jpnn)