saranginews.com, Jakarta – Anggota Sherpa G20 baru saja menyelesaikan agendanya di Brazil.
Kepresidenan G20 Brasil mengadakan pertemuan Sherpa ketiga di Rio de Janeiro pada tanggal 3-5 Juli.
Baca juga: Kewirausahaan, Kementerian Koordinator Perekonomian Pekerjaan Umum, Konsultasi Publik PP Revisi 5/2021
Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan tersebut, antara lain situasi geopolitik terkini dan usulan 15 kelompok kerja, dua kelompok kerja, dan inisiatif dalam kerangka diplomasi G20.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Direktur Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Prio Pambudi dan Staf Khusus Menteri Luar Negeri Dian Triansjah Jan untuk memperkuat program prioritas seperti Co-Sherpa G20 Indonesia.
Baca Juga: Pertemuan ketiga Sherpa G20 di India akan membahas beberapa isu penting
Dalam hal ini, Co-Sherpa G20 Indonesia terus menetapkan sejumlah prioritas berdasarkan kepentingan Indonesia.
Pada saat yang sama, Indonesia menegaskan standar ganda tidak diperbolehkan dalam G20 terkait kondisi di Gaza.
Baca Juga: Presiden Brasil G20 2024: Saatnya Membangun Dunia yang Adil dan Berkelanjutan
Negara-negara berkembang sepakat bahwa situasi di Gaza bukan sekadar situasi, melainkan krisis kemanusiaan yang lebih serius.
Melihat kondisi tersebut, Indonesia dan kelompok negara berkembang mendukung perjanjian Gaza setara atau lebih besar dari Ukraina.
Pejabat Khusus Dian juga mengatakan Indonesia akan terus mendorong solusi dua negara dan mematuhi hukum internasional terkait kondisi di Jalur Gaza.
Selain itu, Indonesia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat sipil dalam pengambilan keputusan G20.
“Indonesia terus mendorong partisipasi masyarakat sipil dalam memberikan solusi inovatif pada G20 dan mendorong pembangunan kepercayaan publik di forum multilateral,” kata Eddy.
Indonesia juga berharap suara negara-negara Selatan di G20 dapat memperkuat kerangka hukum dan kebijakan untuk menarik investasi, menciptakan pertumbuhan berkelanjutan, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Sesuai dengan permintaan perwakilan Indonesia, Presiden Brazil juga ingin memperkuat peran masyarakat sipil dalam mencari solusi permasalahan global.
Tahun ini, presiden Brazil membentuk dua EG baru: Justice20 (J20) dan Ocean20 (O20), sebagai tambahan dari 11 EG yang diwarisi dari kepresidenan sebelumnya.
Selain itu, Kepresidenan Brazil memberikan kesempatan kepada perwakilan EG di bawah Kepresidenan Brazil untuk menyampaikan laporan dan rekomendasi kepada Sherpa G20.
Beberapa negara telah menyatakan dukungan kuat dan harapan akan peningkatan janji dana pandemi guna meningkatkan dukungan bagi negara-negara yang membutuhkan.
Selain itu, terdapat dorongan kuat untuk melanjutkan upaya reformasi WTO, termasuk mendorong perjanjian investasi multilateral dan meningkatkan mekanisme penyelesaian perselisihan.
Sherpa membahas kerangka Deklarasi Rio pada sesi terakhir G20, yang akan diadopsi oleh para kepala negara ketika mereka bertemu di Rio de Janeiro pada bulan November.
Duta Besar Mauricio Lirio menjelaskan kepada Sherpa Brasil bahwa “Sherpa bertanggung jawab untuk mengatur proses tersebut, membantu para pemimpin selama pertemuan puncak dan bahkan menghasilkan deklarasi para pemimpin.”
Selain itu, presiden Brasil akan memulai negosiasi mengenai rancangan deklarasi yang secara umum akan membahas inklusi sosial, ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan dan transisi energi, serta reformasi tata kelola global pada Agustus 2024. (fny / adv)
Baca selengkapnya… Kementerian Perekonomian mengoordinasikan perguruan tinggi untuk mendukung keanggotaan Indonesia di OECD