saranginews.com, SEMARANG – Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan berbagai kegiatan pemberantasan korupsi akan terus digalakkan di wilayahnya hingga tingkat desa.
Tercatat pada tahun 2023, Jawa Tengah akan memiliki 30 desa antikorupsi yang dikembangkan bersama antara Pemprov Jateng dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BACA JUGA: Nana Sudjana menargetkan partisipasi pemilih di Pilkada Jateng bisa mencapai 82 persen
“Tahun 2024 akan terulang di 372 desa di 29 kabupaten/kota. Ini terkait dengan kegiatan pemberantasan korupsi,” kata Nana saat menghadiri pembukaan rapat jalan bus KPK dan rapat koordinasi pemberantasan korupsi. terkait pelaksanaan Pelayanan Publik Provinsi Jawa Tengah di gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Kamis (11/7/2024).
Menurutnya, pemberantasan korupsi harus dilakukan oleh semua pihak. Termasuk para kepala daerah, juga diminta menjadi contoh dalam membangun integritas dan mencegah korupsi di lingkungan kerjanya.
BACA JUGA: Sukses Penuhi Tugas Turunkan Stunting di Jateng, Nana Sudjana Dapat Penghargaan Dharma Karya Kencana
Selain itu, semua pihak harus mengakhiri praktik suap, gratifikasi, dan pemerasan dalam pelayanan publik.
Menurut Nana, pelayanan yang lebih baik menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: Nana Sudjana: Harganas jadi pendongkrak percepatan penurunan stunting di Jateng
Nana mengatakan, Pemprov Jateng telah melakukan banyak upaya pencegahan, salah satunya dengan mencanangkan penetapan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) di setiap organisasi perangkat daerah (OPD). Karena berkaitan dengan tujuan reformasi birokrasi.
“Lebih baik mencegah daripada mengejar. Korupsi ini berdampak buruk terhadap pembangunan dan merugikan negara. Makanya kita harus berjuang dan berjuang,” ujarnya.
Dalam rangka optimalisasi pelayanan publik yang baik dan berintegritas, seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki Pusat Belanja Pelayanan Publik (MPP). Pelayanan publik di Jawa Tengah sebagian besar juga sudah menggunakan teknologi informasi atau berbasis teknologi digital.
“Digitalisasi pelayanan publik berdampak besar dalam mengurangi praktik suap,” kata Nana.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan KPK bersama tim saber pungli dan MenPAN-RB berupaya menutup segala peluang terjadinya pungli.
Karena pelayanan publik yang baik dan sopan santun merupakan bagian dari mewujudkan kesejahteraan dan kearifan negara.
Dalam konteks pemberantasan korupsi, kata dia, yang terpenting adalah role model atau panutan dari pimpinan. Sistem yang terbaik tidaklah cukup tanpa kepemimpinan yang baik.
“Kalau kita punya pemimpin yang baik, berkomitmen, dan berintegritas, kalaupun ada peluang korupsi, dia tidak akan memanfaatkannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, Alex mengingatkan seluruh masyarakat pada Pilkada Serentak 2024 untuk memilih pemimpin atau kepala daerah yang berintegritas (Jumat/jpnn) Yuk tonton juga video ini!