saranginews.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), serta upaya pemerintah dalam menjaga ekosistem lingkungan dan memerangi perubahan iklim.
Yok Kita GAS – Gerakan Anti Sampah merupakan ikhtiar nyata BRI dalam memerangi sampah dan memerangi perubahan iklim yang mendapatkan penghargaan platinum pada tahun 2024. Anugerah Bisnis Indonesia pada acara Corporate Social Responsibility Awards (BISRA).
BACA JUGA: Naik! BRI-MI Raih Penghargaan Pengelolaan Dana Tahunan ke-15 Sebagai Manajer Aset Terbaik 2024
Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengatakan program BRI Peduli Yok Kita Gas telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai daerah baik dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2021, program Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah BRI Peduli telah dilaksanakan di 41 lokasi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk enam lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat.
BACA JUGA: BRI Sesuaikan Biaya Administrasi Layanan Pascabayar Telkom, Indihome dan Telkomsel
Catur mengatakan, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah padat penduduk atau perkotaan, telah merasakan manfaat dari program ini, termasuk kesempatan untuk belajar tentang kondisi pengelolaan sampah.
BRI Peduli Yok Kita Gasa dilaksanakan melalui dua cara yaitu Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah melalui pasar tradisional dan Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah yang programnya disalurkan di bank sampah setempat atau sebagai lokasi tersendiri dalam persampahan terpadu. manajemen (IPMS). ) tempat yang dikelola oleh masyarakat di kawasan padat penduduk.
BACA JUGA: BRI Raih Penghargaan Bank Persero Terbaik Tahun 2024 di BIA Awards
“Selanjutnya dengan pengelolaan sampah terpadu, pendirian bank sampah, pengomposan sampah organik dengan larva dan penjualan sampah anorganik dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengembangkan pemikiran dan mental masyarakat untuk mencintai apa yang disimpan melalui program bank sampah,” jelas Catur. .
Di sisi sosial, lanjutnya, masyarakat mendapatkan pendidikan dan pelatihan pengelolaan sampah, seperti pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pelaporan, pelatihan akuntansi, pelatihan pengelolaan pegawai, dan penggunaan alat pengelolaan sampah.
Selain itu, sekitar 3.065 pedagang pasar dari berbagai daerah telah mendaftar untuk sosialisasi bank sampah dan pengelolaan sampah di pasar.
Dari sisi lingkungan hidup, gerakan Yok Kita Gas Anti Sampah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemisahan sampah organik dan anorganik, dimana sampah yang terkumpul dipilah dan diklasifikasi, memisahkan sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Untuk mendukung pengelolaan sampah, BRI Peduli tercatat telah menyalurkan 11 no. mesin penghancur sampah organik, tangki mago kota 173 unit, 50 unit. Kandang Black Soldier Fly (BSF).
Sejauh ini, sampah organik yang terkumpul sebanyak 236.153 kg, sampah anorganik di bank sampah sebanyak 471,32 kg, dan penjualan larva sebanyak 6.921,5 kg.
Selain itu, tercatat sebanyak 3.962.063 Kg CH42 Eq metana dan 34.739.868 Kg Co2 Eq karbon telah direduksi melalui bank sampah.
Program ini menghasilkan 388.843 kg kompos, 777 ekoenzim, dan 843 kg pupuk organik cair.
Dari sisi ekonomi, gerakan antigas yang diusung Jok Kita berhasil mengubah sikap masyarakat yang mengubah sampah menjadi uang.
Sampah anorganik akan diparut menggunakan mesin penghancur sampah yang disediakan BRI untuk masyarakat.
Sampah yang diparut dijual kepada pemulung dan masyarakat mendapat penghasilan.
Alhasil, total tabungan masyarakat yang menukar sampah dengan uang di bank sampah tercatat mencapai 100 juta lebih. Total nasabah terdaftar Rp, bank sampah – 8699.
BRI juga bekerja sama dengan konsultan untuk mendukung program selama 6 bulan untuk pengembangan infrastruktur TPST, pembelian mesin pengolah sampah organik dan anorganik.
Kemudian mensosialisasikan informasi pengelolaan sampah ke pasar kepada para pedagang, membagikan kantong sampah yang dibagikan kepada para pedagang, melatih pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta membantu melaksanakan program pemberdayaan pegawai di bidang akuntansi (administrasi), pemasaran program bank sampah dan pemanfaatan sampah. alat manajemen. (mrk/jpnn)