saranginews.com, JACARTA – Tenaga honorer atau peserta pelatihan yang tidak masuk dalam informasi pendaftaran Badan Kepegawaian Negara (BKN) 2021 bisa mendaftar menjadi pegawai pemerintah dengan kontrak kerja (PPPK).
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Guru Pedagogi (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani, pegawai yang dipuji rusak atau tidak masuk dalam penyimpanan data BKN juga bisa jadi. termasuk. Pemilu PPPK 2024.
BACA JUGA: Pimpinan Kompak Daerah Umumkan Penghargaan Tidak Dimasukkan ke Arsip BKN untuk Diseleksi Bertahap oleh PPPK
Dijelaskan bahwa respek pembelajaran akan menggunakan materi pendidikan (dapodik). Karena Dapodik juga bisa mengolah data.
Soal kuota PPPK pelajar tahun 2024, Dirjen Nunuk mengatakan sebanyak 82 ribu.
BACA JUGA: Diselenggarakan oleh PPPK, Guru Dianiaya, Ini yang Ditanyakan Prabowo
Desain ini juga cocok untuk karyawan yang telah lulus SD, SMP, SMA, D3 hingga Sarjana.
“Kemendikbud telah menyiapkan 82 ribu PPPK tahun ini untuk pelajar. Pemda tinggal mengumpulkan semua yang dibutuhkan,” kata Dirjen Nunuk dalam balasan saranginews.com baru-baru ini.
BACA JUGA: Mantan Presiden Terhormat, Guru PPPK Harus Siap ditempatkan di daerah tetangga
Dirjen Nunuk menambahkan, persetujuan pembentukan PPPK Tendik ini penting bagi pemerintah daerah yang hampir selesai mengangkat tenaga ahli, terutama tenaga ahli penting (P1), honorer K2, dan guru di sekolah negeri dengan masa kerja minimal 3 tahun. .
Sekretaris Jenderal Tenaga Kependidikan (Tendik) DPP Forum Kehormatan Non Kategori Dua (FHNK2I) Herlambang Susanto mengatakan, rekan-rekannya masih banyak yang tercecer. Mereka tidak masuk dalam pendataan BKN tahun 2021.
Hal ini menimbulkan banyak stres bagi para staf terhormat, terutama para penjaga sekolah.
Ia memastikan masih menjalin kerja sama dengan Kementerian agar mendapat kesempatan yang sama untuk memilih PPPK 2024.
Toh, kami berdua sudah bekerja bertahun-tahun, kata Herlambang.
Dikatakannya, pada pendataan BKN tahun 2022 khususnya, banyak guru non-K2 yang tidak bisa diikutsertakan di tengah pendataan karena beberapa kali tertinggal.
Menurut Herlambang, sekitar 246 orang hilang, termasuk penjaga sekolah.
Belum lagi ketika arsip beredar, ada rumor bahwa tim kami yang terhormat (staf keamanan, petugas kebersihan, dan pengemudi) akan berangkat.
“Banyak orang yang menyamakan penjaga sekolah dengan petugas kebersihan. Padahal, penjaga sekolah hampir mencakup ketiga kategori tersebut,” ujarnya.
Pagi hari penjaga sekolah menjadi pelayan dan sore harinya menjadi penyampai pesan atau pengantar pesan antara pihak sekolah dan pihak yang berwajib.
Pada siang hari ia menjadi petugas kebersihan seperti membersihkan kelas dan lain sebagainya, dan pada malam hari ia menjaga keamanan dan keselamatan di lingkungan sekolah.
Namun, tambahnya, saat itu banyak aparat kepolisian setempat yang berupaya menyelamatkan petugas keamanan sekolah agar bisa diikutsertakan dalam pengumpulan informasi.
Hal ini dilakukan dengan mengubah jabatan atau menambahkannya ke informasi yang ada (misalnya manajemen personalia).
“Teman-teman pengurus sekolah selama ini, jika mendapat kesempatan untuk mengikuti pengangkatan, menjadi PPPK paruh waktu senang dan sangat bahagia,” jelasnya.
Herlambang mengatakan, yang dibutuhkan para pekerja perawatan saat ini adalah adanya indikasi jelas mengenai kondisi mereka yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka. (esy/jpnn)