saranginews.com, JAKARTA – Berkat inisiatif warga yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Dahlia 07 serta program BRINita (BRI Bertani di Kota), yang tinggal di sekitar RW 07 Cempaka Putih, Kecamatan Barat, Jakarta, sedang mengalami perubahan positif.
Jika lahannya terbengkalai dan terlihat buruk serta sering berubah menjadi gurun pasir, kini lahan tersebut menjadi semakin indah.
Baca Juga: Warga Tuminting & BRI Pindahkan Pangan BRInita ke Lahan Perkotaan
Kawasan tersebut kini semakin asri dan subur karena menghasilkan berbagai sayuran dan tanaman obat serta mengembangkan perekonomian masyarakat.
Sekretaris RW 07 Tri Harianto yang juga penggiat pertanian perkotaan Poktan Dahlia mengatakan, lahan terlantar yang dulunya menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah warga ini akan dikelola secara mandiri mulai tahun 2022.
Baca Juga: Kelompok Pisang Dasawisma di Palembang Ubah TPS Liar Menjadi Urban Farming Bersama BRI Peduli-BRinita
“Tahun 2022 nanti kita bisa tuntas, tapi masih terbatas. Setelah itu, kami mendapat bantuan dari BRI melalui program CSR BRI Peduli BRINita. Berkat bantuan ini akhirnya tanah bisa berwarna yang mana Pastinya jauh lebih baik dibandingkan jika kita mengelolanya sendiri,” ungkapnya.
Metode budidaya yang digunakan poktan dahlia adalah hidroponik, multikultur dan vertical garden.
Mereka juga membangun kolam untuk membudidayakan ikan. Sayuran yang ditanam antara lain bayam brazil, kangkung, bok choy, sawi, terong, tomat. Warga juga melakukan perawatan rutin untuk pemeliharaan lahan, termasuk pemupukan dan penyiraman.
Program BRINita menjadi peluang baru bagi warga RW 07 Cempaka Putih Barat untuk lebih produktif. Bantuan yang diberikan berupa tanaman, bibit ikan, tempat penyimpanan, dan toilet.
Lahan seluas 300 m2 yang dulunya merupakan gudang kini tampak semakin asri dengan beragam tanaman hidroponik dan kolam ikan.
Sukarni, salah satu anggota Poktan Dahlia 07 mengatakan, kegiatan urban farming ini sangat bermanfaat bagi warga, karena masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki aktivitas kini bisa lebih produktif dengan merawat urban farming yang ada. Produk yang dihasilkan beragam, mulai dari pucuk bayam Brazil, minuman rosella, hingga bunga telangi yang juga ditanam sendiri.
“Dampak ekonominya tentu saja membantu masyarakat untuk memperoleh pendapatan lebih. Selain itu, warga juga sudah mendapat arahan bagaimana membuat produk dan kemasan yang menarik sehingga kami bisa menyediakan kemasan standar di pasarnya,” jelas Sukarni.
Secara terpisah, Wakil Direktur Jenderal BRI Katur Budi Harto menambahkan, BRI mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menggulirkan program-program yang benar-benar dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Program BRINita merupakan salah satu wujud nyata komitmen BRI dalam menjaga lingkungan hidup di pusat kota yang memanfaatkan lahan terbatas di kawasan padat penduduk.
“Kami berharap kegiatan ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan keindahan dan mengurangi limbah rumah tangga.” Katur mengatakan: “Di sisi lain, ini juga merupakan tanda kontribusi positif masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan.”
Dalam pelaksanaannya, BRI juga memberikan anggota kelompok atau penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan pertanian perkotaan yang bekerjasama dengan tenaga ahli/instansi terkait, serta pemantauan kegiatan pertanian perkotaan dan pengembangan produk pertanian perkotaan sehingga dapat memperoleh nilai tambah ekonomi
“Program ini tidak hanya di satu titik, ada di 21 titik di Indonesia. Caturi menekankan: “Dengan bantuan infrastruktur yang kami sediakan, kami berharap program ini dapat terus berlanjut dengan sempurna untuk menjadi wadah positif bagi masyarakat.”