saranginews.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menggelar focus group Discussion (FGD) penyediaan kapal Pinisi untuk menunjang pariwisata di Kawasan Ibu Kota Kepulauan (IKN).
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berperan dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi laut, khususnya berupa penyediaan jasa penyeberangan yang dilengkapi dengan fasilitas restoran, kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Hartanto Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam keterangannya, Jumat di Jakarta.
Baca Juga: TikTok Putih Hina Perkembangan IKN, Kementerian PUPR Bereaksi Seperti Ini
Mengawali FGD, Hartanto menjelaskan alasan pemilihan kapal Pinisi karena Kapal Layar Motor (KLM) merupakan warisan budaya kepulauan tersebut. Kehadiran kapal Pinisi di ibu kota nusantara bisa menjadi ikon dan mempertegas jati diri bangsa.
Selain itu, kapal Pinsi digerakkan oleh mesin dan layar. Hal ini sejalan dengan impian ibu kota nusantara menjadi kota hijau dan mencerminkan keberagaman dan jati diri Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah diminta tidak menyalahgunakan APBN untuk pembangunan IKN
“Ibu kota nusantara tidak hanya sekedar dialihkan menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga mempunyai tujuan utama, seperti pemerataan pemerataan pembangunan dan perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, dalam mengembangkan ibu kota nusantara ini harus memperhatikan berbagai sektor yang mampu menggerakkan roda perekonomian daerah, salah satu yang mempunyai potensi cukup besar adalah sektor pariwisata, ujarnya.
Rute pelayanan kapal juga ditentukan dalam FGD. Jalur pelayanan kapal ini terbagi menjadi dua jalur, pertama dari Pelabuhan Semyang – Jembatan Pulau Balang (dulu) – Dermaga PT. ITCI KU (Pala) – Pelabuhan Semayang.
Baca selengkapnya: Plt Gubernur Kaltim Siapkan Makanan di IKN, Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga PPU
Yang kedua jalur sebaliknya yaitu PT Pier. ITCI KU – Jembatan Pulau Balang (lewat) – Pelabuhan Semayang (Bundaran) – Dermaga PT. ITCI KU. Total durasi pelayaran adalah 3 jam 30 menit.
Pelayanan kapal kayu ini akan beroperasi dalam jangka waktu 5 bulan mulai tanggal 1 Agustus sampai dengan 31 Desember 2024 dengan minimal 50 tujuan.
“Dengan disediakannya layanan transportasi laut ini, diharapkan Ibu Kota Negara Indonesia (IKN) menjadi tujuan utama wisatawan untuk mendapatkan pengalaman bahari yang unik. Selain itu, akan memberikan kontribusi penting bagi pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian warisan budaya bahari,” kata Hartanto.
Saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Pelayaran dan Angkutan mulai mengerahkan 2 (dua) unit kapal PNC.
Melengkapi kapal dengan fasilitas restoran di IKN tidak hanya menjadi proyek pariwisata, namun juga merupakan simbol komitmen negara terhadap pembangunan berkelanjutan dan penguatan komunitas lokal.
“Kami juga berharap Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur khususnya Dinas Pariwisata dapat membantu memastikan kelancaran pelayaran kapal Pinisi. Mulai dari persiapan dan dalam hal promosi pelayanan dalam melayani Pelabuhan Semayang dan PT. ITCI Karthika Uthama.”
Kegiatan FGD dihadiri oleh Syahbandar Kelas I Balikpapan dan Manajer Kantor Otoritas Pelabuhan; Direktur Pelabuhan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur; Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kota Balikpapan; Ketua, Asosiasi Jaringan Perahu Rekreasi (Anchor); serta perwakilan pengelola pelabuhan; Kabupaten Navigasi Kelas I Samarinda; dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo. (Antra/JPNN)
Baca artikel lainnya… Partisipasi aktif masyarakat memegang peranan penting dalam pengembangan IKN