saranginews.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyambut positif pencapaian keberlanjutan Pertamina pada tahun 2023.
Menurut Fabby, sebagai perusahaan migas, Pertamina mempunyai komitmen yang kuat terhadap manajemen risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
BACA JUGA: Rencana cost recovery dinilai lebih mampu mendorong investasi migas
“Ada komitmen yang kuat untuk mengurangi risiko perubahan iklim, karena Kementerian BUMN juga turut mendorong hal ini. “Saya melihat Pertamina sudah mampu mengelola risiko ESG dengan cukup baik,” kata Fabby.
Kekuatan komitmen ini tercermin dalam penilaian risiko LST yang dilakukan lembaga tersebut pada tahun 2023.
BACA JUGA: Jamkrindo bagikan 1500 kupon hewan kurban kepada masyarakat
Pada pemeringkatan tersebut, Pertamina masuk dalam kategori risiko sedang. Keberhasilan tersebut merupakan keberhasilan Pertamina dalam mengelola risiko lingkungan dan sosial dengan cukup baik.
Fabby mengatakan penilaian risiko ESG secara umum dilakukan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Secara global, Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Fortune 500 Terbesar di Asia Tenggara
Dengan melakukan penilaian, Sustainlytics akan menilai sejauh mana suatu perusahaan menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Hal ini mencakup komitmen dan tujuan Pertamina untuk mencapai nihil emisi bersih, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Saya juga melihat Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari aktivitasnya. “Dalam operasi lapangan, Pertamina juga mulai menggunakan produksi energi terbarukan,” kata Fabby.
Begitu pula penilaian terhadap unsur sosial, menurut Fabby, dilakukan berdasarkan penilaian terhadap bagaimana perusahaan memperhatikan keselamatan pekerja, mengelola risiko, dan berinteraksi dengan masyarakat yang terkena dampak operasinya.
Sedangkan penilaian terhadap tata kelola, lanjutnya, antara lain dapat dilakukan dengan melihat independensi komisaris dan direksi di Pertamina (chi/jpnn).