saranginews.com, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatio mengingatkan Pilkada Serentak 2024 akan diikuti 37 negara bagian dan 508 kabupaten/kota.
Dalam pemilu daerah serentak, persaingan dan ketegangan politik mungkin tidak sesengit pemilu legislatif dan presiden.
Baca juga: Bamsoet menegaskan, tidak ada alasan untuk menyetujui presiden dipilih oleh MPR
Pasalnya seluruh elemen bangsa harus diperkenalkan kembali.
“Keberhasilan Pilkada 2024 hendaknya dijadikan pedoman agar Pilkada Serentak yang tinggal beberapa bulan lagi tidak meninggalkan perpecahan yang tajam di setiap daerah. Para pemimpin di daerah harus mencontoh pemimpin di pusat. Dicontohkan oleh Prabowo-Jibran, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud,” kata Bamsoet usai menjadi tuan rumah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Jakarta, Rabu (6/12).
Baca juga: Bamsoet mengatakan MPR siap mengamandemen UUD 1945
Ketua Umum Masri Iconi, Bendahara Umum Hamaidi Harahap, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Penelitian Heri Muhrodin, Kepala Dinas Kesehatan dan PO Haerul Anwar, Wakil Sekretaris Bidang Kesehatan dan P.O. Fajar Afriansyah.
Ketua DPR RI ke-20 ini menyatakan, di sisi lain, masyarakat Indonesia juga tidak bisa melupakan luka hati rakyat pada pemilu 2019 dengan kehadiran “Sebong”, “Kompret”. , “Kedron”. yang menjadi peringatan bahwa pemilu langsung mempunyai multiplier effect bagi keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Presiden MPR Bamsoet mengingatkan pers untuk bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa
Tidak hanya pada pemilu presiden dan legislatif, pemilu langsung maupun pilkada juga meninggalkan berbagai permasalahan nasional.
Hasil penelitian Profesor Burhanuddin Muhtadi menunjukkan bahwa pada pemilu 2014 dan 2019, 33 persen (63,5 juta pemilih) atau satu dari tiga pemilih menerima kebijakan moneter, jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Partai Golkar ini memaparkan hasil pemetaan kerentanan dan pemilu terhadap kebijakan moneter yang diterapkan Bavaslu pada tahun 2023.
Ada lima provinsi paling rentan yang perlu pengawasan ketat: Maluku Utara 100, Lampung 55,56, Jawa Barat 50, Banten 44,44, dan Sulawesi Utara 38,89. .
Tak heran jika kini banyak masyarakat yang menilai pemilu di Indonesia adalah pemilu paling bebas di dunia dan menyimpang dari demokrasi Pancasila sesuai dengan semangat keterwakilan yang terkandung dalam sila ke-4 Pancasila. Jadi ada kebutuhan. Agar ada kajian komprehensif untuk mengembalikan politik terprogram, bukan politik pragmatis, dan persaingan elektoral partai untuk mengurangi penggunaan politik uang,” pungkas Bamsoet. (Jepang)
Baca artikel lainnya… Presiden MPR Bamsoet mengajak generasi muda untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman