saranginews.com, JAKARTA – Anggota DPD RI Abdul Rahman Taha (ART) menilai oknum koruptor berupaya melakukan serangan balik ke Kejaksaan Agung (Kejagung) yang tengah menangani beberapa kasus korupsi besar di Tanah Air.
Seorang senator terkemuka, inisial ART, juga terkejut ketika Kejaksaan Agung sibuk memberantas korupsi, malah terjadi kerusuhan yang bahkan menghancurkan organisasi pimpinan S.T. Burhanuddin.
BACA JUGA: Drone ditembak jatuh oleh pemiliknya, Kejagung
Belakangan ini, ART menyoroti klaim para pengamat yang menyebut Kejaksaan Agung mirip organisasi ultra-organik karena dianggap punya kekuasaan terlalu besar. Mulai dari penyidikan, penyidikan hingga penuntutan.
Menurut ART, pemberitaan yang mengkritik Kejaksaan Agung, terutama yang mempertanyakan kewenangan Kejaksaan Agung, ditambah dengan pembunuhan pejabat Kejaksaan Agung di media sosial, merupakan serangan gencar terhadap korupsi.
Baca Juga: Kasus Korupsi Timah 300 Ton Jaksa Agung Sandra Davy
“Saya pikir ini adalah serangan terhadap korupsi yang membuat lembaga penegak hukum saling bermusuhan,” kata ART.
Senator Sulawesi Tengah itu mengatakan, masyarakat harus lebih cerdas dan kritis dalam memerangi korupsi dan memikirkan setiap permasalahan dengan matang.
BACA JUGA: Kasus Korupsi Timah Rp 300 Triliun, KD, Suami Diperiksa Kejaksaan Agung
ART menjelaskan, meski kejaksaan lebih berkuasa sebagai lembaga penegak hukum, hal itu terkait dengan penyidikan tindak pidana korupsi.
Amanat ini lumrah, proses hukum bahkan keberhasilan Kejaksaan mengungkap oligarki di dunia pertambangan adalah hal yang ditunggu-tunggu masyarakat, ujarnya.
Dia menciptakan kasus korupsi timah senilai 300 triliun yang melibatkan puluhan tersangka.
“Jika kasus seperti timah hanya ditangani melalui prosedur administratif, maka yang tertangkap hanya pelaku tindak pidana ringan seperti penambangan liar,” ujarnya.
Mantan petinggi HMI ini bahkan memuji Kejaksaan Agung yang telah mengeluarkan instrumen hukum dalam pemberantasan korupsi dan pemberantasan sistem pidana dan mafia di sektor pertambangan.
Oleh karena itu, ART menilai jika Korpus Adhyaksa terbukti efektif mengusut kasus dan kasus korupsi besar, maka kata-kata negatif yang ditujukan kepada Kejaksaan Agung tidak akan ada artinya.
Namun, dia meminta Kejaksaan Agung mengusut keberadaan akun media sosial yang memuat beberapa pejabatnya melontarkan pandangan negatif.
“Saya yakin masyarakat akan selalu memperjuangkan dan membela organisasi yang melindungi hak-haknya,” ujarnya kepada ART (gemuk/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA… Pengadu amoralitas presiden KPC Hasim berencana melapor ke polisi.