saranginews.com, DENPASAR – Ketua Kelompok Literasi Digital Yayasan Adya I Komang Suartama mengatakan keluarga berperan penting dalam menciptakan literasi digital guna menciptakan masyarakat yang aman, bebas, dan produktif bagi seluruh anggotanya.
Salah satunya adalah Pengasuhan Digital.
BACA JUGA: Literasi digital: Harapkan pengungkapan data pribadi untuk mengurangi kekerasan pemilu
“Digital Parenting merupakan cara baru dalam mengasuh anak di era digital,” kata I Komang Suartama pada acara yang diselenggarakan Direktorat Peningkatan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Desa Panjer, Denpasar Selatan. Kota Denpasar, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, teknik parenting digital memungkinkan orang tua dan anak mempelajari batasan akses dunia digital agar dapat berfungsi.
BACA Juga: Kementerian Kominfo perkuat literasi digital jelang pemilu 2024
Selain itu, Anda bisa belajar memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif.
Dengan mengajarkan tentang risiko, akibat dan manfaat perangkat digital, kita dapat memberikan gambaran tentang penggunaan teknologi yang tepat, lanjut Suartama.
BACA JUGA: Mbak Rerie Ajak Generasi Muda Tingkatkan Literasi Digital di Era Globalisasi
Berbicara pada acara yang sama, Putu Trisna Hady Permana Swastika, dosen Universitas Primakara mengatakan bahwa peningkatan keterampilan digital merupakan tanggung jawab bersama dari berbagai generasi masyarakat.
“Menciptakan generasi tangguh dan digital adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Selain itu, Trisna menganjurkan untuk menggunakan internet dengan baik, bijak dan bijaksana.
Penggunaan Internet yang ceroboh dapat menimbulkan dampak negatif.
Pada sesi Keamanan Digital, Relawan ICT Provinsi Bali I Made Winardana menjelaskan bahwa keamanan digital merupakan salah satu cara untuk memastikan penggunaan layanan digital baik online maupun offline dilakukan dengan aman.
“Tidak hanya untuk melindungi informasi yang kita miliki, tetapi juga untuk melindungi informasi pribadi,” ujarnya.
Winardana memberikan langkah-langkah untuk melindungi informasi pribadi dengan beberapa cara, seperti menggunakan Otentikasi 2F.
Gunakan password yang unik, misalnya password harus kombinasi angka, huruf, simbol, rajin melakukan update aplikasi dan tidak mendownload aplikasi ilegal yang tersedia di App Store atau Play Store.
Menurut Winardan, tidak ada dunia digital yang 100% aman. Hal yang harus dilakukan adalah mengurangi risiko sebanyak mungkin.
“Keamanan yang berfokus pada kesederhanaan, inovasi, dan kewaspadaan akan membuat kita tetap aman di dunia digital,” tutup Winardana. (sekarang/jpnn)