saranginews.com, JAKARTA – Rencana desain ulang paspor baru RI untuk meningkatkan keamanan menuai kritik.
Salah satunya adalah Surya Vandiantara, peneliti Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
BACA JUGA: Imigrasi Batam Tahun Pertama 2024 menerbitkan 27.820 paspor pada kuartal tersebut
Surya menilai alasan keamanan patut dipertanyakan karena tingkat keamanan paspor Indonesia yang didistribusikan selama ini kurang memadai?
Selain itu, fitur-fitur baru yang akan ditambahkan pada paspor Republik Indonesia antara lain tinta UV dan gravure print, kertas, pita pengaman, watermark, teknologi hologram, dan chip elektronik yang dapat memuat data biometrik.
BACA: Berita Terkini Kebocoran Data Paspor Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika: Ada Perbandingannya
“Paspor-paspor terdahulu tidak ada yang disebutkan tadi? Kalau iya, apa urgensinya, karena selama ini masyarakat perlu sadar akan keamanan paspornya. Apakah sekarang ada kebutuhan mendesak untuk mengubah desain paspor? ” tanya Surya, Selasa (28 Mei), seperti dikutip dalam laporannya.
Selain itu, Surya berpendapat jika kebijakan ini diterapkan dengan baik maka akan timbul permasalahan baru, apa yang menjadi masalah mendesak jika negara kita sedang menghadapi permasalahan pembuatan paspor palsu?
Sehingga perlu desain baru yang bisa meningkatkan sistem keamanannya,” kata Surya.
Apalagi, lanjut Surya, berbagai fitur yang akan dimasukkan dalam desain visa baru untuk meningkatkan sistem keamanan tidak banyak dibutuhkan di Indonesia.
“Sampai saat ini kami belum menerima informasi baik dari pemberitaan media maupun pemberitaan resmi dari Dirjen Imigrasi mengenai peningkatan kasus paspor palsu,” kata Surya.
Surya menilai Dirjen Imigrasi sebaiknya melakukan kajian komprehensif terhadap kondisi keamanan paspor saat ini sebelum mengeluarkan kebijakan desain paspor baru.
Ia juga memberikan informasi detail mengenai banyaknya kasus penipuan paspor yang terjadi di Indonesia.
“Namun, masyarakat Indonesia masih belum dapat menerima pembacaan tingkat keamanan atau informasi mengenai jumlah kasus paspor palsu.” Tanpa kajian dan informasi mendalam, alasan perubahan desain paspor untuk meningkatkan sistem keamanan tampaknya hanya omong kosong belaka,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dirjen Imigrasi juga harus mempertimbangkan pemilihan warna desain paspor baru.
“Biarlah pemilihan warna paspor tidak mencerminkan gagasan bangsa Indonesia.” Jangan sampai warna NKRI sama dengan warna paspor negara-negara yang mempunyai pemikiran berlawanan. bangsa,” jelasnya. Surya.
Terakhir, waktu peluncuran desain paspor baru setelah berakhirnya masa jabatan pemerintahan lama juga menimbulkan banyak kecurigaan. Apalagi sebelum pemerintahan baru dilancarkan.
Lalu pertanyaannya, kenapa Dirjen Imigrasi tidak menunggu pemerintahan baru ada? Sehingga pemerintahan baru yang datang akan menganalisis secara kritis semua kebijakan tersebut, pungkas Surya (mcr10/jpnn).