saranginews.com, JAKARTA – Manajer proyek nasional Electric Vehicle Transition Readiness Improvement (ENTREV) Indonesia Eko Aji Buwono mengapresiasi langkah pemerintah bekerja sama dengan negara maju untuk mengakselerasi kendaraan listrik.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan kesadaran akan kendaraan listrik di Indonesia.
BACA JUGA: Pemerintah dan ENTREV memastikan penumpang kendaraan listrik aman dan nyaman
Menurut Eko, langkah pemerintah dinilai tepat karena membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) memerlukan kerja sama banyak pemangku kepentingan.
“Makin banyak makin meriah, terutama dalam upaya mengatasi perubahan iklim, diperlukan kerja sama dari banyak negara bahkan seluruh dunia.” Karena iklim suatu tempat tidak lepas dari iklim tempat lain,” kata Eco, Sabtu (25/5).
BACA JUGA: Promosikan ekosistem kendaraan listrik, ENTREV dan ESDM berkolaborasi dalam program konversi gratis
Eko mengatakan, kerja sama kendaraan listrik dengan Amerika tidak hanya sekedar meningkatkan kesadaran.
Namun dengan menggandeng negara adidaya, banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan di Indonesia.
“Khusus mengenai kerjasama dengan AS juga merupakan upaya kerjasama yang baik dan tepat, dimana Amerika sangat ketat dalam mematuhi ESG, dan ini merupakan hal penting yang dapat kita adopsi sesuai dengan situasi di Indonesia,” kata Eco. .
Plt. Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Jason P. Rebholz mengatakan pengembangan energi terbarukan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
AS berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.
“Teknologi AS dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia sekaligus mendorong pengembangan peluang menarik dalam perekonomian inklusif Indonesia,” jelasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Indonesia menyelenggarakan workshop bertajuk “Energi Bersih untuk Kawasan Industri Indonesia: Battery to Electric Vehicle (B2EV)”, acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 Mei 2024 di Jakarta.
Seminar ini mengundang beberapa pembicara dan dihadiri oleh pemangku kepentingan dari pemerintah, swasta, badan usaha milik negara (BUMN) dan asosiasi dari kedua negara. Tujuan dari lokakarya ini adalah untuk meningkatkan penggunaan teknologi energi yang bersih dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di kawasan industri Indonesia, serta memperkuat pengembangan rantai pasokan baterai kendaraan listrik dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia. Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi, Pelayanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agus Kahiono Adi mengatakan, workshop ini digelar untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait teknologi pengembangan energi bersih, khususnya dalam hal pemanfaatan energi bersih. kendaraan listrik, keterlibatan ekosistemnya dalam implementasi dekarbonisasi.
“Selanjutnya, kegiatan ini juga akan membuka peluang kerja sama dan jaringan bisnis bagi entitas industri di kedua negara (Indonesia-AS, red. note) serta berpeluang menjalin kerja sama dengan pemerintah AS dalam hal dukungan finansial bagi penerapan kebijakan bersih. energi di Indonesia, kata Agus.(mcr10/jpnn)