saranginews.com, JAKARTA – Ecolab mendorong inisiatif Ecolab Water for Climate (EWC) sebagai praktik baik untuk menghemat penggunaan air di sektor industri.
Hal ini diharapkan dapat mendukung Center of Excellence (COE) for Water and Climate Security yang disahkan dalam Deklarasi Menteri pada Forum Air Dunia ke-10 di Bali.
BACA JUGA: Forum Air Dunia 2024: CCEP Indonesia menegaskan kembali komitmen terhadap pengelolaan air
“Menggunakan lebih sedikit air secara otomatis mengurangi konsumsi energi sehingga menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah,” kata Presiden Ecolab Evan Jayawiyanto dalam keterangan resmi.
Menurutnya, air merupakan mesin produksi terpenting dalam industri, diperlukan untuk pendinginan, proses produksi, dan reaksi kimia yang juga melepaskan karbon.
BACA JUGA: Inisiatif Save the Drop dipresentasikan pada World Water Forum 2024
Dikombinasikan dengan pengolahan air yang efisien, hal ini juga dapat mengurangi emisi CO2.
Evan Jayawiyanto meyakini inisiatif ERA secara bersamaan dapat mencapai tiga tujuan yang terkait langsung dengan lingkungan, yaitu efisiensi air, penghematan energi, dan pengurangan emisi CO2.
BACA JUGA: Forum Air Dunia ke-10: Indonesia dorong empat inisiatif konkrit
Ia mencontohkan industri minuman yang berhasil mengurangi konsumsi air sebesar 25%, diikuti dengan pengurangan konsumsi energi sebesar 12%, sehingga menghasilkan penurunan emisi CO2 sebesar 6%.
Hasil baik tersebut sejalan dengan usulan pemerintah Indonesia untuk membentuk Center of Excellence (COE) for Water and Climate Resilience pada World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
“COE ini sangat baik karena akan meningkatkan ketahanan sistem sumber daya air dan mengurangi dampak risiko perubahan iklim”, jelasnya.
Keberadaan COE diharapkan juga menjadi salah satu cara untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran, karena diperkirakan dunia akan mengalami kekurangan air hingga 56 persen pada tahun 2030, berdasarkan studi yang dilakukan oleh organisasi riset global Resources. Lembaga.
“Kami akan memberikan pendidikan dan bekerja sama dengan industri swasta dan lembaga terkait untuk menciptakan kesadaran. “Dari situ kita juga bisa melakukan intervensi untuk membantu mencapai tujuan yang ditetapkan pemerintah,” tambah Evan.
Berkat penelitian Ecolab yang dilakukan di Indonesia, Ecolab Watermark Study, masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian yang besar terhadap segala permasalahan lingkungan hidup dan kepedulian yang paling besar terhadap kelestarian air.
Tidak mengherankan jika konsumen dalam kelompok ini juga merupakan kelompok yang paling mungkin mengubah perilaku pembeliannya akibat penggunaan air dalam produksi.
Evan mengungkapkan, 73 persen konsumen menilai produsen/perusahaan tidak memiliki pedoman dan/atau rencana yang jelas untuk mengatasi kelangkaan air.
“Masyarakat Indonesia melihat bahwa para pemimpin pemerintahan sangat peduli terhadap konservasi air dan merasa telah melakukan banyak hal untuk menghemat air,” tambahnya.
Sementara itu, pemerintah Indonesia sebelumnya mengusulkan COE tentang ketahanan air dan iklim pada Forum Air Dunia ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Proposal tersebut disetujui dan menjadi salah satu dari tiga bagian deklarasi pada Pertemuan Tingkat Menteri Forum Air Dunia ke-10, dengan partisipasi 106 negara dan 27 organisasi internasional.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga Ketua Komite Nasional Organisasi Forum Air Dunia ke-10 Basuki Hadimuljono mengatakan COE bidang ketahanan air dan iklim harus membangun kapasitas, berbagi pengetahuan, dan memanfaatkan keunggulan. pengetahuan. instalasi.
“Sebagai negara kepulauan, Indonesia harus berperan terdepan dalam mendorong inovasi pengelolaan air dan sanitasi. “Centre of Excellence ini tidak hanya ditujukan untuk Indonesia saja, namun juga negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik,” jelas Basuki.
Selain keamanan air dan iklim, deklarasi tersebut juga mencakup pengelolaan air terpadu di pulau-pulau kecil dan usulan Hari Danau Sedunia.
Melalui COE, negara-negara selatan yang menghadapi masalah banjir, sedimen akibat letusan gunung berapi yang merusak sungai dan masalah pengelolaan air lainnya akan saling mendidik, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman untuk menemukan solusi terbaik untuk diterapkan.
Indonesia sudah punya contohnya, yaitu Sabo Training Center di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang bisa menjadi bagian COE di masa depan. (ded/jpnn)Jangan lewatkan video pilihan editorial ini: