saranginews.com, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyoroti penyerangan tentara di Deli Serdang, Sumatera Utara pada awal November 2024 saat menghadiri rapat kerja (Raker) bersama Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan TNI. Panglima TNI Agus Subianto.
Sukamtha bahkan bersuara lantang saat membahas penyerangan prajurit TNI di hadapan Sjafrie dan Agus.
BACA JUGA: TNI AD kerahkan ratusan personel untuk membantu warga terdampak letusan Gunung Levotobi
Diketahui, Komisi I menggelar rapat kerja bersama Sjafrie dan Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Senin (25/11) untuk membahas rencana kerja dan persiapan TNI menghadapi Pilkada Serentak 2024.
Awalnya, Sukhamta dalam pertemuan itu mengaku seharusnya mengungkit penyerangan prajurit TNI di Deli Serdang, Sumut, untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Baca Juga: Polda Riau, TNI Kerahkan 1.615 untuk Pastikan kelancaran Pilkada 2024
“Hal ini juga harus dilakukan agar masyarakat kita tetap tenang. Semoga kejadian terisolasi ini tidak terjadi lagi. Karena TNI adalah pengayom rakyat, slogannya adalah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” kata anggota DPR dari Fraksi PKS itu dalam rapat, Senin.
Peristiwa yang melibatkan tentara di Deli Serdang, Sumatera Utara, membuat TNI harus menegakkan disiplin di kalangan anggotanya.
Baca: Rony Minta Putusan Mahkamah Konstitusi, Anggota TNI dan Polri Ajukan Aduan Pidana Jika Tak Memihak
“Kami berharap kedisiplinan anggota TNI semakin baik, kuat pak. Kalau ada satu orang yang mudah memprovokasi, itu masalah pak,” kata lulusan Universitas Gadja Mada (UGM) itu.
Sukhamta meminta setiap prajurit TNI mengendalikan emosi terkait kejadian di Sumut.
Sebab, DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan, peristiwa penyerangan itu bermula saat para anggota TNI kesal dengan kelakuan masyarakat.
Sukamta dengan suara lantang mengimbau setiap prajurit TNI bersabar menghadapi perbedaan sikap masyarakat Indonesia.
Saya harap Pak, sebagai pengayom rakyat TNI tidak mudah kesal dengan kelakuan masyarakat Pak. .
Sukhamta mengatakan, TNI dengan pasukannya yang terlatih bisa memberikan dampak berbahaya jika masyarakat mudah terprovokasi atas perilakunya.
“Jika mereka terprovokasi maka akan ada tentara, orang-orang bersenjata yang terlatih, dan mereka akan menyerang desa-desa penduduk, dan itu akan menjadi akhir dari desa tersebut,” ujarnya lantang lagi.
Sukamta menyadari, isu tentara menduduki Deli Sardang di Sumut bukan atas perintah atasan melainkan kesalahan masyarakat yang sedang kesal karena emosi.
Namun lulusan Universitas Salford ini mengatakan bahwa lembaga tersebut perlu melakukan pekerjaan rumahnya dalam masalah penegakan disiplin.
“Tuan-tuan di sini pasti tahu bagaimana menegakkan disiplin. (ast/jpnn)
Baca artikel lainnya… Mediol Gemilang, Petrokimia Gresik Livoli Hancurkan Harapan TNI AU Lolos Final Liga Inggris