saranginews.com, JAKARTA – Indonesia Development Monitor (IDM) melakukan survei yang memetakan sikap dan perilaku calon untuk mengukur dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Hasil polling menunjukkan Rudi Mas’ud-Seno Aji lebih elektabel dibandingkan Isran Nur-Hadi Mulyadi, kata CEO IDM Heru Supriyatno, Minggu (10/11).
Baca Juga: Polling IDM: Kheldi Agustian-Alavi Mahmoud Cilegon Menangkan Pilwalkot
Heru mengatakan, kajian IDM kali ini menjelaskan peta elektoral dua pasangan calon kepala daerah Kaltim melalui uji tiruan pertanyaan terbuka yang membuat responden bebas menjawab.
Dengan demikian, jajak pendapat tidak menentukan pilihan pasti calon kepala daerah jika Pilgub Kaltim digelar hari ini. Hasilnya, Rudi Masud-Seno Aji menang 51,8 persen, Isran Nur-Hadi Mulyadi 30,3 persen, dan tidak terpilih 17,9 persen.
Baca Juga: Poll IDM: Rudi Masoud-Seno Aji Kalahkan Isran Nur-Hadi Mulyadi dalam Electorability
Simulasi selanjutnya adalah pertanyaan tertutup, artinya pertanyaan yang memberikan pilihan jawaban terbatas dan spesifik kepada responden. Responden sebaiknya memilih hanya dari pilihan yang disediakan dalam kuesioner.
Rudi Masoud-Seno Aji 62,6 persen, Isran Nur-Hadi Mulyadi 31,6 persen, tidak memilih 5,8 persen, kata Heru.
IDM juga melakukan seleksi tingkat seleksi pemilih di empat wilayah Kalimantan (Kalimantan), seleksi calon dan calon, serta Pilkada Deprantan (Kalimantan).
Berdasarkan hasil survei, warga Kaltim menyebut ada empat permasalahan besar yang perlu segera diatasi.
Dalam lima tahun terakhir, pejabat tersebut belum melakukannya dengan baik atau belum menyelesaikannya. 27,8 persen responden berpendapat bahwa tingginya harga barang konsumsi adalah masalah yang paling mendesak.
Kedua, sebanyak 27,6 persen responden menyatakan sulitnya mendapatkan pekerjaan, dan ketiga, sebanyak 23,4 persen responden menyatakan kondisi jalan di Kalimantan Timur buruk. Kemudian sebanyak 21,2 persen masyarakat responden menyatakan ada masalah. dengan mahalnya biaya pendidikan,” kata Heru.
Hal lain, jelas Heru, rendahnya elektabilitas Isran Nur-Hadi Mulyadi pada masa jabatannya menunjukkan, kajian IDM menunjukkan ia tidak bisa memenuhi janji-janji politik yang diucapkannya saat kampanye elektoral menjelang pemilu.
Padahal, janji-janji itu merupakan janji-janji baik yang bisa menarik pemilih. Sementara pada masa kepemimpinannya, janji-janji tersebut sama sekali tidak dipenuhi, kata Heru.
Tentu, lanjut Heru, apakah hal ini membuat masyarakat tidak menyukai pejabat? Karena itu, Heru menguraikan faktor penyebab kegagalan presiden saat ini. dalam pertarungan pemilu.
Misalnya, kurangnya pemahaman terhadap permasalahan dan kesulitan yang dihadapi sektor ini. Kalau tidak, tidak mungkin membedakan masalah mendesak dan tidak mendesak yang perlu diselesaikan.
“Misalnya permasalahan pengangguran dan kemiskinan yang menjadi permasalahan sebagian besar masyarakat Kaltim. Kaltim kaya akan sumber daya alam namun tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Kemudian kegagalan mencapai kemajuan signifikan di daerah yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat di Kaltim menjadi titik kritis buruknya elektabilitas Isran Nur-Hadi Mulyadi.
Kemudian terbentuknya duet Rudy Masud-Seno Aji dinilai baik bagi Kepala Daerah Kaltim dari segi integritas, visi, dan dukungan publik yang kuat.
“Apalagi masyarakat Kaltim sangat mengetahui bahwa dukungan Rudy Masud-Seno Aji, partai politik yang menguasai mayoritas kursi di DPRD pusat, bisa lebih mendukung program mendesak bagi masyarakat Kaltim,” Heru menyimpulkan.
Survei tersebut melibatkan 2.000 warga Kalimantan Timur berusia 17 tahun ke atas. Sampel responden diambil dari populasi pemilih tetap sebanyak 2.821.202 pemilih Pilkada Kaltim 2024.
Metode pengambilan sampel acak bertingkat digunakan untuk pengambilan sampel. Mereka mengatakan hasil penelitian ini error -/+ 2,19 persen. Survei tingkat kepercayaan 95% dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden. Survei akan dilakukan pada 25 Oktober hingga 4 November 2024. (mcr10/jpnn)