saranginews.com, JAKARTA – Pneumonia atau dikenal juga dengan pneumonia merupakan penyakit yang berdampak negatif terhadap status kesehatan.
Pneumonia atau radang paru-paru merupakan penyakit yang umum terjadi di Indonesia.
BACA JUGA: Polusi udara berdampak pada kesehatan paru-paru, deteksi dini penting
Berdasarkan data yang dilansir Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 2018, angka kejadian pneumonia di Indonesia sekitar 2%.
Hal ini terus meningkat seiring berjalannya waktu.
BACA JUGA: Kondisi Rayanza Terkini Pasca Pneumonia
IDI merupakan wadah profesi dokter di Indonesia.
IDI Kabupaten Grobogan dengan alamat website idikabgrobogan.org secara rutin mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para dokter.
BACA JUGA: Baru Sembuh dari Pneumonia, Wakil Irlandia Berlaga Gila di Kejuaraan Dunia BWF 2021
Saat ini IDI Kabupaten Grobogan sedang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyakit pneumonia yang terus berkembang dan meningkat setiap tahunnya di masyarakat Indonesia.
Apa penyebab utama pneumonia?
IDI Kabupaten Grobogan menjelaskan, pneumonia atau radang paru-paru merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru.
Penyebab utama pneumonia dibedakan menjadi beberapa kategori, antara lain infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan faktor lainnya.
Berikut alasannya:
1. Infeksi bakteri
Salah satu penyebab utama pneumonia adalah infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae (Pneumococcus).
Streptococcus pneumoniae (S. pneumoniae) atau pneumococcus adalah bakteri penyebab penyakit pneumokokus, yaitu infeksi paru-paru yang bisa berakibat serius.
2. Infeksi virus
Jika Anda kesulitan bernapas, Anda mungkin terkena infeksi virus, seperti virus Parainfluenza.
Virus parainfluenza (HPIV) adalah sekelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan, termasuk pneumonia dan pneumonitis.
Biasanya gejala pneumonia disertai demam dan menggigil sehingga perlu segera ditangani oleh dokter.
3. Infeksi jamur
Salah satu jamur penyebab pneumonia adalah pneumonia jamur yang dapat terjadi terutama pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Histoplasmosis paru adalah gejala infeksi H.capsulatum yang paling umum.
Pada sekitar 10% penderita infeksi jamur, penyakit ini menyebabkan gejala mirip pneumonia, termasuk demam, batuk, dan kesulitan bernapas.
Obat apa yang direkomendasikan untuk mengurangi pneumonia?
IDI Kabupaten Grobogan mengkaji penyakit pneumonia.
Ada sejumlah obat yang direkomendasikan untuk mengurangi memburuknya pneumonia, namun obat ini memerlukan konsultasi dokter.
Obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasi pneumonia tergantung pada penyebab infeksi (bakteri, virus, atau jamur) dan tingkat keparahan penyakitnya, antara lain:
1. Antibiotik
Salah satu antibiotik yang dapat mengurangi pneumonia adalah Azitromisin.
Azitromisin bermanfaat dalam mengobati infeksi bakteri di berbagai bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, paru-paru, mata, kulit, telinga, tenggorokan, amandel, dan alat kelamin.
Obat ini hanya bisa digunakan dengan resep dokter.
Azitromisin termasuk dalam kelompok antibiotik makrolida.
Dosis obat ini biasanya 500 mg pada hari pertama, kemudian 250 mg sekali sehari selama 4 hari.
2. Klaritromisin
Klaritromisin digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru (pneumonia) serta infeksi saluran paru-paru (bronkitis).
Selain itu, Klaritromisin dapat mengobati dan mencegah infeksi Mycobacteria avium complex (MAC), sejenis infeksi paru-paru yang umumnya menyerang pasien HIV.
Meskipun ada obat-obatan yang direkomendasikan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum memulai pengobatan apa pun untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan tepat. (mrk/jpnn)