Indonesia vs Arab Saudi: Green Falcons Tanpa Senjata Maut, Kabar Baik bagi Bang Jay dkk

saranginews.com – JAKARTA – Laga Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia akan dimainkan pada Selasa (19 September) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Kota. Senayan, Jakarta. 11/2024) WIB malam.

Tim Garuda sebelumnya kalah dari China (1:2) dan Jepang (0:4).

BACA JUGA: Skuat Indonesia Vs Arab Saudi, Yura Yunita juga akan tampil di SUGBK malam ini

Dengan kekalahan di dua laga terakhir babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Indonesia turun 11,62 poin di klasemen, setelah kalah 19,84 poin saat bertemu Arab Saudi, Australia, dan Bahrain.

Hingga update ranking FIFA terakhir pada 24 Oktober 2024, Indonesia kembali turun ke peringkat 130. Ranking ini akan diupdate kembali pada 28 November.

BACA JUGA: Soal Hasil Akhir Indonesia Lawan Arab Saudi, Shin Tae Yong Bicara Jujur

Tentu yang menjadi perhatian utama Indonesia bukan turunnya peringkat, melainkan menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.

Harapan itu pupus dengan kekalahan telak 4-0 dari Jepang empat hari lalu, meski Garuda sudah melupakannya dan siap bangkit kembali di GBK melawan Arab Saudi pada Selasa malam.

BACA JUGA: Apa yang Dikhawatirkan Pelatih Arab Saudi terhadap Timnas Indonesia

Kalah dalam pertandingan, terutama melawan tim yang berada jauh di atas liga Anda, seharusnya tidak selalu menjadi sumber penyesalan.

Selain itu, lawan yang akan dihadapi Garuda malam ini adalah tim yang bermain imbang 1-1 saat menjamu King Abdullah Sports City pada 6 September.

Saat itu, Arab Saudi masih di bawah asuhan manajer kelas dunia, Roberto Mancini, yang membawa Italia menjuarai Piala Eropa 2021.

Mancini dipecat setelah Green Falcons ditahan imbang 0-0 oleh Bahrain.

Mereka kini dilatih oleh Hervé Renard, yang ironisnya akan digantikan oleh Mancini pada tahun 2023.

Renard memimpin Arab Saudi ke kualifikasi Piala Dunia 2022 saat Green Falcons mengalahkan Argentina 2-1 di babak penyisihan grup.

Argentina juga menjadi juara Piala Dunia 2022, sedangkan Arab Saudi tersingkir karena kekalahan dari Polandia dan Meksiko.

Renard semakin murung setelah Arab Saudi gagal mencapai babak 16 besar Piala Teluk, kalah di babak penyisihan grup dari Irak dan Oman.

Ia dicopot dari perannya segera setelah kekalahan Arab Saudi dalam laga persahabatan melawan dua tim Amerika Selatan, terutama setelah kekalahan melawan Bolivia pada 25 Maret 2023.

Ia kemudian digantikan oleh Mancini, namun tak lagi secemerlang saat masih menjadi orang Italia.

Dalam 21 pertandingannya sebagai pelatih, Arab Saudi kalah tujuh kali, termasuk tiga kali pada kualifikasi Piala Dunia 2022.

Performa buruk, termasuk enam kali imbang, juga membuat Arab Saudi nyaris absen di Piala Asia 2023.

Mancini akhirnya dipecat setelah hanya mampu bermain imbang 0-0 saat menjamu Bahrain di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Hervé Renard kembali menjadi pelatih Saudi.

Tapi Renard juga tidak terlalu mengesankan. Dalam pertandingan pertama Arabia di bawah kepemimpinannya, Green Falcons kalah tipis dari Australia.

Meski Arab Saudi terus mendominasi lapangan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, mereka hanya mampu menciptakan tiga peluang, sedangkan Australia punya 13 peluang.

Kedua tim bermain imbang 0-0, sehari sebelumnya Indonesia dikalahkan 0-4 oleh Jepang.

Meski CV-nya menarik, terutama pernah membawa Pantai Gading ke Piala Afrika 2015 dan Maroko serta Arab Saudi ke Piala Dunia 2018 dan 2022, namun performa Renard sejauh ini tidak lebih baik dari Mancini.

Melawan Australia, Renard menggunakan formasi 4-4-2 dan bukan tiga sentral seperti saat menang 1-1 melawan Indonesia dan menang 2-1 melawan China.

Renard bisa tetap menggunakan formasi 4-4-2 saat bermain melawan Indonesia malam ini, tapi dia juga bisa kembali ke formasi tiga sentral yang diadopsi Mancini pada 6 September dan dalam kemenangan melawan China.

Uniknya, Green Falcons menjadi tim dominan penguasaan bola dalam formasi apa pun, meski Jepang berhasil mengalahkannya dengan skor 2-0.

Mereka mahir mencegah lawan memasuki area bermainnya.

Namun pada laga melawan Australia, Arab Saudi untuk pertama kalinya gagal menciptakan peluang.

Sementara Australia menciptakan 13 peluang, dua diantaranya tepat sasaran, Green Falcons hanya menciptakan tiga peluang, satu diantaranya tepat sasaran.

Jika Renard terus menggunakan formasi tersebut, Shin Tae-yong bisa menggunakan tiga bek tengah lagi, seperti yang dilakukannya saat Indonesia menghadapi Arab Saudi pada 6 September lalu.

Ini bisa tetap menggunakan pola lama 3-5-2 atau bisa juga variasi yang lebih menyerang dari 5-2-3 seperti yang dilakukan Australia pada 14 November.

Salah satu senjata mematikan Saudi adalah gerakannya ke kiri, apalagi sektor ini menyangkut Salem Al Dawsari.

Salem adalah pemain Saudi paling berpengalaman dan produktif.

Dia telah memenangkan 90 pertandingan dan mencetak 23 gol, termasuk satu gol di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kabar baik bagi Jay Idzes dan lainnya: Salem absen dari pertahanan Arab Saudi melawan Garuda.

Absennya Salem bisa memberikan keleluasaan bagi barisan Calvin Verdonk-Justin Hubner-Yakjob Sayuri untuk bermanuver di jalur kanan permainan Garuda.

Sayangnya, pemain debutan Kevin Diks yang tampil gemilang saat melawan Jepang, absen di sayap kiri Garuda. Tapi ada orang lain, termasuk Sandy Walsh.

Arab Saudi sendiri masih mempunyai pemain-pemain berbahaya seperti Saleh Al-Shehri dan Musab Al-Juwayr yang diturunkan sebagai starter saat melawan Australia.

Al-Shehri mencetak empat gol di babak kedua sementara Al-Juwayr mencetak satu gol di babak ketiga.

Arab Saudi juga berbahaya dari bola mati di mana bek mereka seperti Hassan Kadesh dapat menggagalkan lini depan Green Falcons yang membosankan.

Kadesh mencetak dua gol ke gawang Tiongkok, keduanya dari bola mati, terutama dari sepak pojok. Dua golnya merupakan bagian dari tiga gol yang dicetak Arab Saudi di babak ketiga.

Jumlah gol Saudi jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia yang mencetak empat gol.

Namun Saudi lebih tangguh dalam hal mempertahankan pertahanan. Mereka hanya kebobolan 4 gol sedangkan Indonesia kebobolan 9.

Melihat statistik tersebut, langkah terbaik Shin Tae-yong adalah menambah tiga bek tengah lagi dan mendorong pemainnya untuk lebih berhati-hati dalam mengambil peluang.

Melawan Jepang, Indonesia gagal memanfaatkan tiga peluang emas.

Hal seperti itu tidak boleh terulang lagi saat menghadapi Arab Saudi yang peringkatnya jauh di bawah Jepang dan tampil inkonsisten usai mengalahkan Argentina di Piala Dunia 2022.

Dalam hal penciptaan peluang, Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan Arab Saudi.

Dari lima laga putaran ketiga Piala Dunia 2026, Ragnar Oratmangun cs menciptakan 18 dari 40 peluang, sedangkan Arab Saudi menciptakan 14 dari 48.

Kini tinggal bagaimana lini serang yang dipimpin Rafael Struick meningkatkan kesatuannya saat memanfaatkan peluang.

Anda harus lebih tenang dalam situasi kritis sebelum tujuan lain. Ketenangan serupa juga diperlukan dalam pertahanan, seperti yang terlihat dalam empat pertandingan sebelum kekalahan melawan Jepang.

Garuda pun harus melupakan beban lolos ke putaran final Piala Dunia 2026 agar bisa bermain bebas sebagai underdog sekaligus memanfaatkan suasana yang sangat positif di GBK. (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *