Dukung Transisi Energi Berkelanjutan, Pertamina Genjot Kapasitas Pembangkit Panas Bumi

saranginews.com, BAKU – PT Pertamina (Persero) mempercepat transisi energi dengan mengembangkan sumber energi ramah lingkungan.

Untuk mencapai transisi energi berkelanjutan, energi panas bumi merupakan salah satu sumber energi terpenting.

BACA LEBIH LANJUT: Pertamina gunakan proyek perdagangan karbon untuk mencapai target NZE pada tahun 2060

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menegaskan, Indonesia terus berupaya mencapai tujuan net zero emisi (NZE).

Energi panas bumi merupakan sumber energi penting untuk menjadi energi bersih yang stabil dan dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik negara.

BACA LEBIH LANJUT: Pertamina memperkuat bisnis rendah karbon untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Eniya Listiani Dewi dalam pidatonya pada Transisi Energi: Inovasi, Pendekatan Keberlanjutan, Upaya Strategis dan Inisiatif untuk mencapai tujuan iklim Indonesia, Rabu (13/11), COP 29.

“Di Indonesia energinya sangat besar, lokasinya yang strategis memiliki kapasitas panas bumi lebih dari 23 gigawatt, yang saat ini baru terpakai sekitar 2,5 gigawatt atau sekitar 11 persen,” kata Eniya dalam keterangannya, Kamis (14/11). .

BACA LEBIH LANJUT: Pertamina menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung transisi energi nasional pada COP 29 di Azerbaijan

Eniya menegaskan, pengurangan 22 juta ton emisi karbon dioksida dapat dicapai melalui pemanfaatan energi panas bumi pada tahun 2030.

Pemerintah berkomitmen mendukung seluruh aspek pengembangan panas bumi dalam negeri.

“Presiden kami telah berulang kali menekankan pentingnya energi panas bumi dan dukungan internasional yang diperlukan agar Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan energi panas bumi. Kami telah menyederhanakan undang-undang perizinan dan meningkatkan keuntungan finansial (IRR) sebesar 1,5 persen.” Siapa bilang.

CEO PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO) Julfi Hadi mengatakan energi panas bumi bahkan bisa menjadi sumber energi.

Sumber energi yang kuat dan besar dari energi panas bumi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi8 yang dicanangkan pemerintah.

Selain itu, berkat rencana ekonomi yang didukung oleh lahan dan industri, kita memerlukan listrik yang stabil dan bersih. Tenaga panas bumi adalah jawabannya,” kata Julfi dalam pertemuan yang sama.

Julfi juga mengatakan, PGEO menargetkan pengembangan panas bumi Pertamina mencapai 1,5 GW pada tahun 2030. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk rencana investasi.

“Pengembangan ini membutuhkan investasi hingga $50 juta, dan menurut perhitungan, kapasitas produksi panas bumi bisa meningkat hingga 10,5 GW,” kata Julfi.

Agar investasi di bidang panas bumi menarik, Pertamina telah mengembangkan model pengembangan panas bumi yang berisiko rendah.

Pompa air listrik merupakan teknologi yang dapat mengurangi risiko pengembangan panas bumi.

“Ekstraksi tersebut meningkatkan produksi di sumur-sumur subkomersial dan pembangkit listrik. Katakanlah yang tadinya butuh waktu sepuluh tahun untuk mengembangkan ladang panas bumi, sekarang bisa dikembangkan dalam lima tahun,” kata Julfi.

Sebagai pemimpin di sektor transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan net zero tahun 2060 dengan terus mendukung program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan integrasi Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh bisnis dan aktivitas Pertamina. (mrk/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *