Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit

saranginews.com – Program pemuda sebagai peneliti kembali hadir tahun ini – Tanoto Student Research Awards (YAR-TSRA), bekerja sama dengan generasi muda untuk menciptakan solusi berbasis bukti terhadap berbagai tantangan di masyarakat. 

Program kolaborasi antara UNESCO dan Tanoto Foundation ini mendorong generasi muda untuk memberikan kontribusi nyata melalui penelitian yang memiliki implikasi kebijakan.  

BACA INI: Ini Kriteria Penting untuk Dapat Kepastian Berganda di Seleksi PPPK 2024, Seleksi OPD Gratis

Puncak tahun ini, Knowledge Summit, diadakan di Ganara FX Sudirman, Jakarta, dan menjadi wadah bagi 96 mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk wilayah kepulauan Sumatera, untuk menampilkan hasil pencariannya. 

“Topik utama yang diangkat seperti kesehatan mental, aksi iklim, teknologi digital dan pendidikan inklusif, para peserta memaparkan ide-ide baru yang siap menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” ujar Direktur kantor regional UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, Jumat (22/11).

BACA JUGA: Carok di Sampang Akibat Masalah Kiai 2, Begini Ceritanya

Ia mengatakan, peserta penelitiannya menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Beberapa contoh inspiratif antara lain analisis dampak kebijakan aksi iklim di Kepulauan Seribu, pemetaan makanan tersembunyi di Makassar menggunakan teknologi digital, dan strategi pendidikan anak-anak di desa nelayan Medan, Sumatera Utara.

“Program YAR-TSRA bukan sekedar inisiatif penelitian, namun merupakan platform transformatif untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan penting untuk menghadapi tantangan global,” ujarnya.

BACA JUGA: Ini Pesan Yeny Trisia Isabella kepada Penerima Beasiswa yang Ikuti Ujian PPPK

Menurut Maki, berbagai survei membuktikan bahwa pemuda adalah pemimpin saat ini dan masa depan. 

“Kami melihat bagaimana mereka menciptakan solusi nyata terhadap tantangan yang kompleks, membangun jembatan antara komunitas, politisi, dan sektor swasta,” tambahnya.  

Sementara itu, Ketua Tanoto Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto menegaskan, generasi muda memiliki peran penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. 

“Mereka semakin sadar akan isu-isu global, seperti pendidikan, inklusi sosial, dan keberlanjutan iklim. Tanoto Foundation bekerja sama dengan UNESCO memberikan mereka landasan untuk bertindak,” ujarnya.  

Program YAR-TSRA dirancang tidak hanya sebagai kompetisi penelitian, namun juga sebagai lingkungan pembelajaran langsung di lapangan. Melalui pelatihan dan pendampingan, peserta didorong untuk memahami isu-isu lokal, mengembangkan pendekatan yang kuat dan membuat rekomendasi kebijakan yang relevan.  

Salah satu peserta, Muh Nurfaiz Fahmi dari Universitas Hasanuddin juga berbagi pengalamannya. Ia bangga berpartisipasi melalui proyek-proyek yang meningkatkan identitas kotanya. 

“Meski ada kendala teknis, suara peneliti muda kita didengar dan diapresiasi oleh UNESCO dan Tanoto Foundation.  

YAR-TSRA menjadi bukti bahwa jika generasi muda diberi kesempatan, mereka bisa menjadi representasi perubahan yang sesungguhnya. Program ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak kolaborasi untuk melibatkan kreativitas generasi muda dalam menciptakan solusi pembangunan baru.  

Knowledge Summit ini menampilkan penelitian yang dipimpin oleh kaum muda dalam empat kategori, yang masing-masing menjawab tantangan mendesak dan menawarkan solusi inovatif. Hal ini mencakup Peningkatan Kesehatan Mental, Masa Depan Digital yang Adil, Pendidikan untuk Perubahan, dan Solusi Iklim.

“Melalui penelitian, mereka tidak hanya memahami permasalahan tetapi juga menciptakan masa depan,” tutup Michael (esy/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *