Motif Pembacokan di Sampang Berawal dari Kunjungan Calon Bupati, 2 Kiai Cekcok

saranginews.com, SURABAYA – Aparat kepolisian mengungkap motif di balik penikaman yang menewaskan Jimmy Sugito Putra di Desa Ketapang Laok, Kabupaten Sampang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman menjelaskan, penikaman ini terjadi pada Minggu, 17 November 2024 dan bermula saat H. Slamet Junaidi (Calon Bupati Sampang Nomor Urut 2) mendatangi Babussalam Eremit Kiai Mualif sekitar pukul 14.30 WIB.

BACA JUGA: Polisi Ungkap Fakta Pelaku Karok di Sampang, Kapolri Tarik Perhatian.

Karena kunjungan mendadak tersebut, Kiai Mualif meminta para santrinya berkumpul menyambut kedatangan H. Slamet Junaidi yang diketahui Kiai Hamduddin (saudara Kiai Mualif) mengenai kunjungan tersebut, kata Farman di Surabaya, Kamis.

Kiai Hamduddin memergoki rombongan H Slamet lewat di depan rumahnya dan menuju ke padepokan Kiai Mualif.

BACA JUGA: Aksi Massa di Sampang, Ini Pernyataan Terbaru AKBP Hendro.

“Dari situlah permasalahannya, Kiai Hamduddin tidak terima karena usianya lebih tua dari Kiai Mualif,” kata Farman.

Lebih lanjut, Farman mengatakan, kunjungan H. Slamet tersebut tanpa seizinnya. Rombongan Kiai Hamduddin kemudian memblokir jalan tersebut dengan kendaraan dan potongan kayu guna menutup jalan masuk dari tempat pertapaan Kiai Mualif.

BACA JUGA: Saat Jimmy Tewas kehabisan darah, polisi langsung memperkirakan akan terjadi penyerbuan besar-besaran di Sampang

Rombongan Kiai Mualif tidak terima dengan adanya penghalang jalan tersebut dan berangkat menuju padepokan Kiai Hamduddin. Kiai Mualif memerintahkan Jimmy Sugito Putra (korban) dan tiga orang lainnya yakni Muad, Mat Yasid, Abdussalam meminta Kiai Hamduddin membuka pembatas jalan.

“Tetapi Kiai Hamduddin menolak dan menyarankan rombongan untuk mengambil jalan lain. Kemudian salah satu rombongan Kiai Mualif berkata dengan tegas kepada penghadang jalan, Mon Acarok Gih Degik Yeh.” Peternakan:

Kemudian, lanjut Farman, rombongan H Slamet Junaidi terus keluar kawasan melalui jalur lain. Tak jauh dari rumah Kiai Mualif, terjadi perkelahian antara kelompok Kiai Mualif dengan Kiai Hamduddin.

“Kiai Hamduddin tidak terima karena Kiai Mualif mengumpulkan santri dzikir tanpa izin atau kulonuwun Kiai Hamduddin sebagai tokoh agama Ketapang Laok,” kata lulusan AKPOL tahun 1996.

Kiai Hamduddin kemudian mengatakan, pihak Kiai Mualif kurang ajar karena mereka hanya pendatang yang membawa orang.

Asrofi (perintah Kiai Mualif) menjawab: ‘Yang tidak sopan, orang lewat sini saja, salahnya mana, kalau mau ditolak, tidak keren’, kata Farman menirukan percakapan di lokasi kejadian.

Akibat adu mulut tersebut, Jimmy Sugito Putra, korban, meminta Afrofi masuk ke Padepoka. Namun Asrofi dikejar kelompok Kiai Hamduddin. Jimmy berusaha melindungi Asrofi agar tidak dikejar massa.

Dari kejadian tersebut muncul kabar bahwa Kiai Hamduddin dipukuli oleh komplotan Kiai Mualif.

“Permasalahan ini membuat geram kelompok Kiai Hamduddin dan korban Jimmy Sugito Putra diserang,” kata Farman.

Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam insiden tersebut: Moh Suaidi, Fendi Sranum, dan Abdul Rohman.

Ketiga tersangka dijerat Pasal 170 Bagian 2-3 KUHP – kekerasan yang mengakibatkan kematian. Tiga tersangka kini ditahan di Rutan Polda Jawa Timur.

Ancaman 10 tahun penjara, kata Farman. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAGI… Bahagia pembangunan jembatan selesai, warga Sudda Enrekang rayakan syukuran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *