saranginews.com, Jakarta – Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Anindya Bakri menghadiri Forum Bisnis Indonesia-China (Forum Bisnis Indonesia-China/ FBIC) yang diselenggarakan oleh Komite Kamar Dagang dan Industri Indonesia China (KIKT). di Wang Fu Ballroom, Peninsula Hotel, Beijing, China, Minggu (10/11) menjelang siang waktu setempat.
Anindya menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto hadir untuk memberikan pidato pada forum tersebut dan menyaksikan penandatanganan kerja sama beberapa perusahaan Indonesia dengan perusahaan China dengan nilai investasi setara USD 10 miliar atau Rp 156 triliun.
Baca Juga: Jalin Kemitraan dengan China, Kadin Siapkan 7 Langkah Strategis Capai Tujuan Pertumbuhan Ekonomi
Investasi ini akan memperkuat kerja sama bisnis di Indonesia, menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan proyek infrastruktur penting.
“Ini menandakan kerja sama Indonesia dan Tiongkok sangat baik dan menandakan Pak Prabowo akan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Tiongkok. “Jadi kita tidak mau ketinggalan dengan dunia usaha yang sudah berjalan dengan baik,” kata Anindya Bakri.
Baca Juga: Ketua Kadin Anindya Bakri menjajaki peluang kerja sama dengan beberapa perusahaan China
“Kami menyambut baik Tiongkok yang merupakan negara pertama yang dikunjungi Pak Prabowo, beberapa hari yang lalu kami menyiapkan B2B (transaksi bisnis antara perusahaan Indonesia – Tiongkok) yang bisa dilakukan. Ini contoh bahwa pemerintah dan dunia usaha selalu hidup berdampingan” itu lagi pertanda baik,” kata Anindya Bakri
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengatakan Kadin Indonesia akan menggelar acara di mana perusahaan China dan perusahaan Indonesia akan melakukan kesepakatan bisnis di bidang sains senilai lebih dari 10 miliar dolar AS.
Baca selengkapnya: Adanya Prabowo di China, Ketum Kadin Ceritakan
Pengumuman tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Aula Besar Rakyat Beijing, Sabtu (9/11/2024), sebagai bagian dari agenda kunjungan kenegaraannya ke China selain pertemuan tersebut. Bersama Presiden Xi Jinping dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Zhao Leji.
Saat itu, Presiden Prabowo menyerahkan prioritas utama untuk Indonesia berketahanan.
“Saya nyatakan Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung pada sumber makanan dari luar. Kami juga memiliki energi panas bumi bawah tanah. Kami punya banyak batu bara. Kita mempunyai banyak energi dari air. “Pemerintahan yang saya pimpin akan fokus pada pencapaian swasembada energi,” ujarnya.
Selain itu, Prabowo terus menjamin dan melindungi pihak-pihak yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya, kesejahteraan yang sesungguhnya.
“Semua produk yang kita miliki harus kita alirkan. Nilai tambah dari semua produk itu harus meningkatkan kekuatan perekonomian kita sehingga masyarakat kita bisa mencapai gaya hidup sejahtera. Semua produk kita harus bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.” Dia berkata
Melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia, KIKT, investor Tiongkok berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan kesuksesan bisnis, mencari mitra terbaik di Indonesia, dan memastikan ekspor Indonesia ke Tiongkok dapat meningkat (jumat/jpnn).