saranginews.com, Jakarta – International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM) ke-13 sukses diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Kamis (14/11/2024) di Kampus II Universitas Tarumannagar (Antar).
Mengusung tema “Pendekatan Inovatif untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke dalam Kegiatan Dunia Usaha”, ICEBM menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, akademisi, praktisi, dan pemilik usaha.
Baca Juga: Luar Biasa! Untar masuk 10 besar PTS terbaik di Indonesia versi QS WUR 2025
Rektor UNTAR Prof. Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.Kn., M.M. Ia mengatakan, dunia bisnis dan akademisi mempunyai peran penting dalam mengintegrasikan 17 tujuan SDG ke dalam sektor masing-masing.
ICEBM 2024 bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antar sektor usaha, termasuk akademisi, pemerintah, dan masyarakat, untuk mempercepat pencapaian SDGs.
Baca Juga: Semangat inovasi Antar menginspirasi organisasi lain untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
Pvt. Amad dalam pidatonya menyampaikan bahwa SDGs merupakan tujuan global untuk membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan pada tahun 2030.
Oleh karena itu, perhatian lebih harus diberikan pada implementasi SDGs dari semua sektor.
Baca Juga: Sidang ke-84 Untar, Penekanan Rektor pada Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
17 tujuan SDGs mencakup pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, dan pemberantasan perubahan iklim.
Pencapaian tujuan tersebut tidak hanya memerlukan tanggung jawab pemerintah namun dukungan semua pihak. “Secara sadar, para praktisi di bidang apa pun harus peduli untuk menciptakan keberlanjutan yang berdampak pada kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Prof. Menurut Amad, tema ICEBM menyoroti perlunya perubahan pengelolaan usaha untuk menciptakan nilai ekonomi serta mendukung perubahan sosial dan lingkungan yang positif.
Acara ICEBM tahun ini mengundang pembicara dari INTI International University Malaysia Assoc. Pvt. Dr. Wong Chi Hu, Dr. Motilal De Silva (CEO dan Salah Satu Pendiri Internet Plus Asia, Sri Lanka), dan Charles Serang, Ph.D. (Dokter Jamu dan Pemilik PT JMK). Mereka menguraikan beberapa hal praktis yang dapat dilakukan untuk mencapai SDGs tersebut.
Implementasi SDGs dalam ICEBM berfokus pada internasionalisasi dan ekonomi perdagangan dengan mendorong kerja sama global untuk mencapai tujuan bersama.
Antar berkolaborasi dengan mitra universitas internasional untuk berbagi pengetahuan tentang keberlanjutan dan mengembangkan program kewirausahaan yang mendukung inovasi sosial dan ekonomi.
Para mitra membahas model bisnis terintegrasi dan praktik terbaik untuk meningkatkan daya saing global sekaligus menjaga keberlanjutan sosial dan ekonomi.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Februari) Prof. Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., M.B.A. ICEBM, sebuah acara tahunan yang tidak hanya membahas permasalahan kritis yang dihadapi dunia tetapi juga memberikan solusi melalui penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa.
Ketua Komite ICEBM Dr. Hetty Karunia Tunjungsari menginformasikan bahwa konferensi ini terselenggara atas kerja sama Antar dan mitra dari universitas dalam dan luar negeri antara lain Taiwan, Malaysia, China, Timor Leste, Australia, dan Thailand.
Pembahasan SDGs dalam dunia bisnis dan pertukaran pelajar internasional
Wong Chee Hoo, yang baru pertama kali menjadi pembicara, membahas konsep Ekonomi Sirkular (CE) sebagai pendekatan transformatif terhadap produksi dan konsumsi berkelanjutan.
CE bertujuan untuk mengatasi model ekonomi linier (take-make-dispose) dengan sistem regeneratif dengan menjaga nilai produk, material dan sumber daya.
Penerapan SDGs di Malaysia bersifat sukarela, seperti pengembangan kendaraan listrik, panel surya, penciptaan teknologi dan fasilitas berbasis data, mendorong pertumbuhan nilai ekonomi dan sosial, kata Wong Chee Ho.
Startup dan SDGs
Pembicara kedua, Motilal da Silva menyampaikan bahwa perusahaan startup harus mampu menciptakan dan menyediakan produk yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan masyarakat.
Kemudian menentukan visi, tujuan, dan strategi perusahaan yang memuat Prinsip Keberlanjutan (SDGs) untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.
Selain itu, penting bagi startup untuk membangun ekosistem kolaboratif melalui kemitraan yang mengurangi risiko, biaya, dan pada saat yang sama memungkinkan mengisi kesenjangan teknis atau manajerial.
“Sebagai pemimpin dalam ekosistem ini, startup dapat terhubung dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama,” kata Mothilal.
Charles Serang mengatakan bisnis adalah proses adaptif dan kreatif yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.
“Jadi inti dari SDGs adalah survival,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari kegiatan ICEBM, juga telah berlangsung pertukaran dosen dan mahasiswa antara Antar dan KSU, Taiwan. Hadir pula dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Untar dan Fakultas Ekonomi Bisnis KSU, beserta staf pengajar Prof. Ariyawan Gunadi, S.H., M.H. dan asosiasi. Pvt. Linda Lynchin Lynn. (jpnn)