saranginews.com, JAKARTA – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mendorong sinergi pemerintah dan pelaku usaha untuk memperkuat ekosistem di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan pelaku ekonomi kreatif yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (14/11), Teuku Riefky didampingi Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Iran Omer mengatakan, pemerintah perlu jawaban para pihak. tertarik, khususnya para pelaku ekonomi kreatif.
Baca juga: Bank Mandiri Tegaskan Komitmen Dorong Ekonomi Berkelanjutan di COP 29 Azerbaijan
Dijelaskannya, kerja sama subsektor ekonomi kreatif dengan kementerian lain seperti Kementerian Kebudayaan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Komunikasi dan Digital sangat penting untuk mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional (new engine ). pertumbuhan).
“Kami terbuka untuk bersama-sama menentukan subsektor mana yang lebih fokus pada ekonomi kreatif, industri atau budaya. Dengan cara ini kita bisa menggabungkan langkah-langkah untuk menyelesaikan kebingungan yang dirasakan masyarakat. Karena tentunya kita ingin ekonomi kreatif menjadi sebuah hal baru. kekuatan ekonomi di Indonesia,” kata Rifki dalam keterangannya.
Baca juga: Bantuan Pajak Daerah dari Kementerian Dalam Negeri untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Bergerak di bidang ekonomi kreatif, mempertemukan lebih dari 200 aktivis dari berbagai subsektor usaha. Tim ini bertujuan untuk mendorong narasi pentingnya ekonomi sirkular yang mencakup budaya dan ekonomi kreatif secara langsung dan berkelanjutan.
Sinergi antara pemerintah dan seluruh subsektor ekonomi kreatif dinilai sangat penting untuk pemanfaatan potensi industri. Sinergi yang baik dapat mengurangi distorsi dan penyimpangan antara aktivitas para pelaku ekonomi kreatif dengan arah kebijakan pemerintah.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan UMKM dan Perekonomian Masyarakat, SRC Gelar Skema YBKS
“Harus ditegaskan bahwa kondisi saat ini belumlah ideal. Ada distorsi dan penyimpangan antara apa yang dilakukan pelaku ekonomi kreatif lainnya dengan kebijakan yang dirumuskan pemerintah. Sekarang yang ingin kita bahas adalah bagaimana kedua hal tersebut bisa terwujud. digabungkan,” kata Gupta. . Sitorus, pendiri Museum Pangan Indonesia dan pendiri Pekan Dessert Indonesia, mewakili subsektor kuliner.
Dalam kesempatan tersebut, para pelaku ekonomi kreatif juga menyampaikan pandangan dan kontribusinya terkait hambatan atau kendala yang dihadapi mulai dari hulu hingga hilir.
Beberapa permasalahan yang dibahas antara lain pengelompokan subsektor ekonomi kreatif di luar 17 subsektor yang ada serta penyusunan rencana strategis yang lebih komprehensif. Dibahas juga usulan penggunaan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebagai indikator alternatif untuk mengevaluasi kinerja, selain kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dan nilai tambah.
“Metrik lain, seperti CAGR, dapat digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi kreatif suatu negara. Selain tingkat PDB, penting juga untuk melihat kontribusi subsektor di bidang lain, seperti desain,” kata Ritchie , U” R. Ikatan Desain Grafis Indonesia. (tan/jpnn)
Baca artikel lainnya… Menteri Teuku Riefky: Ini sejarah, mari kita bangun ekonomi kreatif Indonesia