saranginews.com – Jakarta – Mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi President University Jaya Iskandar berhasil meraih juara Stacks Harvard Hackathon di Harvard University, AS.
Ini bukan pertama kalinya bagi Jaya.
Baca Juga: Perkumpulan Mahasiswa Tiongkok Resmi Dibentuk di Universitas Kepresidenan Pertama di Indonesia
Sebelumnya, mahasiswa angkatan 2022 tersebut berhasil menjuarai kompetisi Hackarlton yang digelar di Columbia University, AS, pada Agustus lalu.
Pemenang Program Pertukaran Pelajar IISMA 2024 dari President University ke Boston University, Andy kembali meraih juara ketiga dalam kompetisi Stacks Harvard Hackathon di Harvard University (USA).
Baca: Mahasiswa President University memenangkan kompetisi blockchain di AS
“Saya bersyukur bisa menjuarai dua Ivy Hackalton League dalam tiga bulan terakhir yang bekerja sama dengan Columbia University dan Harvard University,” kata Jaya, Senin (18/11).
“Sebagai mahasiswa pertukaran IISMA (dari Presidency University ke Boston University) selama dua semester hingga akhir Desember 2024, pencapaian ini tentunya menjadi pengalaman yang sangat berharga,” imbuhnya.
Baca Juga: Presidency University telah melahirkan ahli-ahli yang sukses di bidang teknik mesin, ini faktanya
Ivy League mengambil tema EasyA x Stacks Bitcoin Blockchain Hackathon tahun ini.
Puluhan peserta dari MIT University, Harvard University, Northeastern University, Boston University, Columbia University dan kampus ternama dunia lainnya mengikuti kompetisi ini.
Acara ini akan diselenggarakan di Universitas Harvard dan berlangsung selama dua hari pada tanggal 9-10 November 2024.
Hackathon merupakan kompetisi membuat aplikasi dengan tema tertentu dalam waktu terbatas dan kali ini temanya adalah Blockchain.
Dari tiga pilihan Integrasi Bitcoin, Keamanan dan Pitchathon, tim termasuk Jaya mengambil jalur pitchathon dan menempati posisi ketiga.
“Aplikasi kami bernama Pay2Flix. Idenya terinspirasi dari Netflix, bedanya sistem pembayarannya tidak mengenakan biaya berlangganan bulanan, melainkan Anda membayar berdasarkan jam menonton,” kata Jaya.
Biaya Pay2Flix per film terdesentralisasi, pengguna memberikan feedback berupa sentimen (suka/tidak suka/komentar) yang dianalisis menggunakan Natural Language Processing (NLP).
Sentimen positif mendorong harga naik, sementara sentimen negatif menurunkannya, menciptakan “pasar kripto” yang dinamis untuk setiap film.
Mahasiswa penerima beasiswa President University Jaya-Riew ini mengaku sangat senang mendapat kesempatan dan pengalaman bekerja sama dengan mahasiswa internasional dari berbagai negara.
“Kolaborasi lintas budaya ini memberi saya perspektif berharga dan pelajaran penting. Saya senang mendapat kesempatan bekerja sama dengan dua rekan saya yang merupakan sarjana di Northeastern University,” kata Jaya.
Ia juga mengatakan bahwa kemenangan Hackathon Universitas Harvard merupakan kemenangan Hackathon kedua di Ivy League.
Pada saat yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset Ilmiah dan Inovasi President University Bapak Adhi Setyo Santoso memberikan apresiasi kepada mahasiswa program studi Teknologi Informasi yang berhasil meraih kesuksesan dalam kompetisi yang diadakan di Harvard University.
Menurut Adi, capaian tersebut menjadi bukti bahwa sistem pendidikan dan kurikulum yang dikembangkan Presidency University berhasil meningkatkan kemampuan mahasiswa dan daya saing global. Sebagai universitas global, President University menanamkan mahasiswanya dengan pola pikir pemenang sejati.
“Hal ini didukung dengan metode pengajaran yang inovatif dengan bahasa Inggris sebagai pengenalan dan isi kursus. Mereka bahkan dapat memperkenalkan dan bekerja dengan baik dengan orang-orang yang baru mereka temui dari latar belakang budaya dan negara yang berbeda. (esy/jpnn)