saranginews.com, Jakarta – Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan peran pemerintah pusat dan daerah harus diperkuat dalam respons negara terhadap kanker payudara.
Menurutnya, pengobatan kanker, khususnya di daerah terpencil, masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah (Pemda).
Baca: Diagnosis HER2 adalah awal baru pengobatan kanker payudara
“Situasi ini patut menjadi perhatian semua pihak,” kata Lestari Moerdijat dalam acara diskusi bertajuk “Rekomendasi Kebijakan Kanker Payudara untuk Pemerintahan Baru” yang digelar DPP Partai NasDem di Jakarta, Jumat (25/10).
Sesuai Rencana Kanker Nasional 2024-2034, BPJS Kesehatan telah mengeluarkan dana sebesar Rp3,1 triliun untuk pengobatan kanker pada tahun 2020.
Baca Juga: Tak Yakin Kena Kanker Payudara, Chintami Atmanegara: Dia Benar-Benar Tertutup
Kemudian pada tahun 2023, karena bertambahnya utang, biaya yang dikeluarkan meningkat menjadi Rp5,9 miliar.
Untuk itu, Lestari berpendapat perlu adanya edukasi kepada pemerintah daerah mengenai dampak meningkatnya kasus kanker di wilayahnya agar dapat memberikan pilihan pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Baca juga: Daerah Terpencil Jadi Tantangan Atasi Kanker Payudara di Indonesia
“Selain itu, kolaborasi lima heliks yang melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media juga dapat digunakan untuk membangun langkah-langkah preventif untuk deteksi dini,” ujar pria yang akrab disapa “Leary” itu.
Undang-undang di Daerah Pemilihan II Jawa Tengah ini mengajak masyarakat untuk turut serta dalam kampanye pencegahan dan menggalakkan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk deteksi dini kanker payudara.
Berdasarkan pengalaman tersebut, lanjut Rerie, upaya penerapan pendekatan SADARI dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat lapisan bawah dalam pertemuan masyarakat dan kelompok pengajian desa.
Untuk lebih jelasnya, acara tersebut menghadirkan beberapa pembicara seperti Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kronis Kementerian Kesehatan), Aryanthi Baramuli Putri (Ketua Umum Pusat Informasi dan Dukungan Kanker) dan Amelia Anggraini (Ketua DPP Bidang Perempuan dan Anak) Anggota Kelompok NasDem, Anggota DPR RI 2024-2029).
Ada Ph.D. Inez Nimpuno (staf Departemen Kesehatan Wilayah Ibu Kota Australia) sebagai responden.
Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah kini telah menyusun rencana nasional pengendalian kanker.
Tujuannya adalah untuk bekerja sama mengatasi meningkatnya angka kejadian penyakit kanker.
Diakui Siti, penyakit tidak menular, termasuk kanker, meningkat di Indonesia antara tahun 1990 hingga 2020.
Saat ini, pemerintah berupaya meningkatkan tingkat deteksi dini untuk mengurangi jumlah pasien kanker di negara tersebut.
“Karena semakin dini kanker terdeteksi, semakin banyak obat yang tersedia, semakin besar peluang kesembuhannya,” kata Siti. (mrk/jpnn)