saranginews.com, JAKARTA – Harapan Scholar School (CH) terus memantapkan reputasinya sebagai sekolah internasional terkemuka di Bali yang mengedepankan kearifan lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Acara Kamp Penggalangan dan Penegakan di tepi Danau Buyan pada tanggal 15-16 November merupakan bukti nyata pendekatan holistik CH dalam membesarkan generasi yang mandiri, kreatif dan memiliki jiwa kepemimpinan.
BACA JUGA: Harapan Scholar School Raih 7 Penghargaan Bergengsi, Unggulan Pendidikan Berbasis Riset
Dengan partisipasi siswa CH dari berbagai latar belakang internasional, acara ini juga menarik perhatian masyarakat dan sekolah lokal seperti SDN 4 Pancasari, SMPN 2 Sukasada dan SMAS Candimas. Suasana multikultural yang disediakan menciptakan peluang unik untuk pertukaran dan kolaborasi budaya.
“Saya kaget melihat siswa CH sangat mandiri dalam mendirikan tenda, memasak, dan membersihkan area perkemahan,” kata Bangkit, siswa kelas 6 SDN 4 Pancasari, Senin (18/11).
BACA JUGA: Harapan Scholar School dan Universitas Bali Dwipa berkolaborasi dalam implementasi MBKM
Kegiatan perkemahan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa dalam menghadapi tantangan alam.
Dari pelatihan perintis hingga bertahan hidup, siswa CH menunjukkan bahwa keterampilan mereka tidak hanya diperoleh di kelas, tetapi juga melalui pengalaman praktis.
BACA JUGA: Harapan Scholar School Gandeng Kreats Siapkan Generasi Literasi Data
Kemeriahan semakin bertambah di malam hari dengan adanya pameran seni unik yang memadukan kreativitas dan keragaman budaya.
Pertunjukan tari Puspanjali karya CH dan siswa SDN 4 Pancasari memukau penonton, disusul drama Puputan Badung yang dibawakan oleh SMPN 2 Sukasada dan penampilan band SMAS Candimas.
Siswa CH menjadi sorotan utama dalam berbagai presentasi bertema seni tradisional dan modern yang menampilkan persatuan dan bakat mereka.
“Kami ingin menunjukkan bahwa seni, baik tradisional maupun modern, bisa mempersatukan kita,” ujar Kirana, mahasiswa CH, antusias.
Pemilihan tepian Danau Buyan sebagai lokasi acara mempererat hubungan siswa dengan alam. Tempat ini menawarkan lingkungan yang ideal untuk belajar dan mengapresiasi keindahan alam.
Siswa CH berlatih daur ulang dan pembersihan kamp untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Pendidikan karakter mencakup kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar I Gede Sindy Artha Wiguna, S.Pd., M.M., salah satu pimpinan Pramuka.
Kepala Sekolah CH, Juwaria Muqtadir mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan partisipasi aktif siswa dari sekolah lain. Ini bukan sekedar perkemahan, tapi pengalaman yang mempererat persahabatan, keberagaman dan kecintaan terhadap alam.
“Saya bangga melihat siswa kami beradaptasi dan bekerja sama dengan luar biasa,” kata Juwaria.
Beliau juga menekankan pentingnya acara seperti ini dalam memadukan kearifan lokal dengan pendidikan kelas dunia yang diberikan oleh CH.
Kamp penggalangan dana dan penegakan hukum pada tahun 2024 menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi, menunjukkan bagaimana pendidikan internasional yang dipadukan dengan nilai-nilai lokal dapat menciptakan generasi yang berani, peduli, dan siap memimpin.
Dengan penuh semangat, mahasiswa CH membuktikan diri sebagai agen perubahan yang memberikan dampak positif dimanapun berada. (esy/jpnn)